CNN Indonesia
Sabtu, 27 Sep 2025 01:19 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji pasukan Israel dan AS karena melumpuhkan kemampuan militer Iran selama perang 12 hari pada Juni lalu. Netanyahu tak ingin Iran kembali membangun kapasitas nuklir militernya.
"Pilot-pilot pemberani kami menetralkan pertahanan rudal Iran dan menguasai langit Teheran. Pilot-pilot pesawat tempur Israel dan pilot B-2 Amerika mengebom situs-situs pengayaan nuklir Iran," katanya dalam pidato di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Jumat (26/9), dikutip dari Aljazeera.
"Perang ini akan tercatat dalam sejarah militer," ujarnya menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Netanyahu juga memuji Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas tindakannya yang berani dan tegas terhadap Iran.
"Presiden Trump dan saya berjanji untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, dan kami menepati janji itu," ujarnya.
Netanyahu mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menerapkan kembali sanksi terharap Iran. Ia tak akan membiarkan Iran membangun kembali kapasitas nuklir militer.
"Kita tidak boleh membiarkan Iran membangun kembali kapasitas nuklir militernya," katanya.
"Stok uranium yang diperkaya Iran ... harus dimusnahkan," imbuh Netanyahu.
Pada pertengahan Juni, Israel menyerang Iran dan memicu perang. Teheran membalas dengan serangan rudal dan drone.
Serangan Israel menewaskan sejumlah komandan militer senior, ilmuwan nuklir, dan ratusan orang lainnya, dengan target meliputi situs militer hingga kawasan permukiman.
Amerika Serikat sempat ikut serta dalam perang dengan melancarkan serangan ke fasilitas nuklir Iran. Namun, sejak 24 Juni, kedua pihak sepakat memberlakukan gencatan senjata.
Meski begitu, para pejabat Iran berulang kali memperingatkan potensi pecahnya konflik baru kapan saja. Mereka menekankan bahwa Teheran tidak mencari perang, namun siap menghadapi segala bentuk konfrontasi.
(fraa/fra)