CNN Indonesia
Senin, 11 Agu 2025 23:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Norwegia akan menarik investasinya di 11 perusahaan Israel. Rencana itu diungkapkan setelah dana investasi negara itu dilaporkan mengalir ke perusahaan mesin jet Israel Bet Shemesh Engines Ltd (BSEL) pada 2023-2024.
Norges Bank Investment Management (NBIM) selaku pengelola dana kekayaan negara (sovereign wealth fund) mengatakan keputusan itu diambil sebagai respons atas keadaan luar biasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Situasi di Gaza adalah krisis kemanusiaan yang serius. Kami berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang beroperasi di negara yang sedang perang," kata Nicolai Tangen selaku kepada NBIM seperti diberitakan AFP, Senin (11/8).
"Dan kondisi di Tepi Barat dan Gaza baru-baru ini memburuk," tuturnya.
Dana kekayaan Norwegia berasal dari pendapatan besar ekspor energi negara itu. Dana yang juga dikenal sebagai dana minyak tersebut jadi terbesar di dunia dengan nilai US$1,9 triliun dengan investasi tersebar di seluruh dunia.
Tangen kemudian mengonfirmasi pemberitaan Aftenposten bahwa dana tersebut telah disalurkan ke Bet Shemesh Engines Holdings milik Israel, yang memproduksi suku cadang untuk mesin yang digunakan dalam jet tempur Israel.
Pemberitaan tersebut mendorong Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store meminta peninjauan kepada Menteri Keuangan dan mantan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
NBIM kemudian mengatakan telah berinvestasi di 61 perusahaan Israel pada paruh pertama 2025, 11 di antaranya tidak termasuk dalam "indeks acuan ekuitas" -- yang ditetapkan Kementerian Keuangan dan digunakan untuk mengukur kinerja dana kekayaan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, NBIM menyatakan mereka sejak pekan lalu telah memutuskan bahwa "semua investasi di perusahaan Israel yang tidak termasuk dalam indeks acuan ekuitas akan dijual sesegera mungkin."
Dana tersebut juga mengatakan bahwa mereka "telah lama memberikan perhatian khusus kepada perusahaan-perusahaan yang terkait dengan perang dan konflik".
"Sejak 2020, kami telah menghubungi lebih dari 60 perusahaan untuk mengangkat masalah ini. Dari jumlah tersebut, 39 dialog terkait dengan Tepi Barat dan Gaza," kata NBIM.
Dikatakan bahwa pemantauan terhadap perusahaan-perusahaan Israel telah diintensifkan pada musim gugur 2024, dan bahwa "sebagai hasilnya, kami telah menjual investasi kami di beberapa perusahaan Israel."
(afp/chri)