Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintah melalui Satgas Penanganan Cesium-137 melakukan pemeriksaan terhadap PT Peter Metal Technology (PMT) di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
Selain perusahaan tersebut, sebanyak 15 pemilik lapak besi bekas juga diperiksa sebagai bagian dari penelusuran sumber kontaminasi radiasi Cs-137.
Menteri Koordinator Bidang Pangan sekaligus Ketua Satgas Penanganan Cesium-137 Zulkifli Hasan mengatakan pemeriksaan ini dilakukan setelah investigasi mengarah pada aktivitas peleburan logam bekas di Cikande.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Satgas telah mengambil keterangan dan pemeriksaan terhadap PT PMT yang di Cikande sebagai lokasi sumber terkontaminasi dan 15 pemilik lapak besi bekas. Karena ini biasanya kalau ada sisa itu diambil, ditaruh-taruh. Jadi, itu juga kita amankan tapi di sekitar Cikande itu saja," ujar pria yang akrab disapa Zulhas itu dalam konferensi pers di Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Selasa (30/9).
Ia menegaskan pemerintah bergerak cepat sejak kasus paparan radiasi pada produk udang terdeteksi di pasar ekspor Amerika Serikat (AS).
Kontaminasi, kata dia, dipastikan hanya terjadi di Cikande dan tidak merembet ke rantai pasok nasional maupun ekspor.
Zulhas juga menyebut masih ada persoalan dengan impor scrap metal yang menjadi bahan baku industri peleburan.
"Sementara yang kita tahu ini dari besi bekas. Skrap, bubuk. Setau saya dulu sudah dilarang ya. Sekarang bisa ada lagi. Jadi peleburan besi itu di seluruh dunia sudah enggak boleh. Namanya metode induksi. Nah, itu bahan bakunya scrap bekas. Sebetulnya seluruh dunia enggak boleh. Kita kok masih ada?," ujarnya.
Dalam kesempatan sama, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol mengonfirmasi PT PMT sebagai titik utama pencemar.
Ia menjelaskan perusahaan tersebut mengolah scrap dengan metode induksi sehingga polusi radiasi menempel pada fasilitas produksi dan sebagian masuk ke produk udang.
"Ini merupakan sumber dari pencemar. Jadi dia itu mengolah scrap dengan metode induksi. Kemudian polusinya terbang dan menempel ke banyak (barang). Termasuk si udang tadi, dia hanya menempel ke fan exhaust, generator, dan seterusnya. Namun karena itu ada yang masuklah di badan udang sedikit. Jadi ini PMT dijadikan sebagai internal storage," ujar Hanif.
Ia menambahkan kawasan industri Cikande kini berstatus kejadian khusus radiasi radionuklida Cs-137. Pemerintah telah membangun sistem pengawasan ketat di pintu masuk-keluar kawasan, memastikan kendaraan yang melintas bebas dari cesium.
Upaya dekontaminasi dilakukan bertahap, sementara material radioaktif ditampung di fasilitas penyimpanan sementara sebelum dipindahkan ke lokasi jangka panjang.
Kasus ini mencuat setelah otoritas AS menolak produk udang beku Indonesia pada Agustus 2025 karena terdeteksi paparan Cs-137. Penelusuran membawa tim gabungan ke Cikande, di mana scrap metal terkontaminasi ditemukan di area industri.
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) memastikan zat tersebut bukan berasal dari laut, melainkan aktivitas industri logam.
Saat ini, Satgas terus melakukan pemantauan, pemeriksaan kesehatan, serta langkah hukum. Pemerintah juga melibatkan aparat penegak hukum untuk mendalami dugaan pelanggaran impor scrap dan memastikan pembersihan berjalan menyeluruh agar industri perikanan tetap aman dan berdaya saing di pasar global.
(del/sfr)