Pemerintah Respons CELIOS Desak PBB Audit Data Ekonomi RI

3 hours ago 3

CNN Indonesia

Kamis, 14 Agu 2025 20:40 WIB

Kemenko Ekonomi menanggapi langkah CELIOS yang meminta PBB mengaudit BPS terkait data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025 sebesar 5,12 persen. Kemenko Ekonomi menanggapi langkah CELIOS yang meminta PBB mengaudit BPS terkait data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025 sebesar 5,12 persen. (CNN Indonesia/Wella Andany).

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menanggapi langkah Center of Economic and Law Studies (CELIOS) yang meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengaudit Badan Pusat Statistik (BPS) terkait data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2025 sebesar 5,12 persen.

Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menegaskan seluruh angka yang dirilis BPS sudah dihitung dengan metodologi resmi dan terbuka.

"Semua angka itu kan transparan sistemnya ada, metodologinya ada. Kita bisa jelaskan semuanya. Dan itu sudah rutin reguler, per kuartal kan memang dihitung. Jadi enggak ada masalah," ujarnya di Lippo Mall Nusantara, Jakarta Selatan, Kamis (14/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait wacana audit oleh PBB, Susiwijono menjelaskan kewenangan sepenuhnya berada di tangan BPS. Ia menambahkan pemerintah hanya berperan menjelaskan data yang sudah dihimpun, yang menurutnya bisa dipertanggungjawabkan.

"Kalau itu kan teman-teman BPS. Bukan di kami. Kalau kita kan hanya ngomongin, menjelaskan, angkanya itu sangat bisa dijelaskan," ujarnya.

CELIOS sebelumnya mengirim surat ke United Nations Statistics Division (UNSD) dan UN Statistical Commission untuk meminta investigasi teknis atas metode penghitungan produk domestik bruto (PDB) Indonesia, khususnya di kuartal II 2025.

Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira menilai data BPS tidak mencerminkan kondisi riil, dengan mengacu pada penurunan porsi industri manufaktur terhadap PDB, meningkatnya PHK massal, dan kontraksi Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur.

CELIOS juga mempertanyakan mengapa pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 lebih tinggi daripada kuartal I, padahal biasanya momen Ramadan dan Idulfitri mendorong pertumbuhan lebih besar.

Mereka menyoroti potensi intervensi dalam penyusunan data, yang dinilai bisa berdampak negatif pada kebijakan publik dan iklim investasi.

BPS sendiri mencatat ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen yoy pada kuartal II 2025, ditopang PDB atas dasar harga berlaku sebesar Rp5.947 triliun dan PDB atas dasar harga konstan Rp3.396,3 triliun.

Pertumbuhan secara qtq mencapai 4,04 persen, sementara secara kumulatif hingga semester I-2025 berada di level 4,99 persen.

[Gambas:Video CNN]

(sfr/sfr)

Read Entire Article
Entertainment |