Poin-poin Temuan Polisi di Kasus Kematian Diplomat Muda Arya Daru

5 hours ago 1
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Polisi terus mengusut kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan (39) yang ditemukan tewas di kamar kosnya di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7) sekitar pukul 08.30 WIB.

Jenazah Arya ditemukan dengan kondisi wajah terbungkus isolasi atau lakban.

Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi menyampaikan bahwa jenazah pertama kali ditemukan oleh penjaga kos, setelah sebelumnya sang istri gagal menghubungi ADP sejak subuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari istrinya, subuh hari itu nelpon korban, cuma tidak aktif," ujar Rezha kepada wartawan.

Sang istri kemudian menghubungi penjaga kos untuk mengecek keadaan Arya. Setelah mengetuk pintu dan tidak ada respons, kamar dibuka paksa dan korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.

"Dicek, diketuk-ketuk, nah mungkin (langsung ditemukan korban). Dari olah TKP, memang ada dibuka paksa untuk mengetahui korban di dalam bagaimana," ujarnya.

Tidak ada tanda kekerasan dan kerusakan

Berdasarkan hasil visum luar, polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

"Kalau visum luarnya sih tidak ada tanda-tanda kekerasan," kata Rezha.

Kondisi kamar juga terpantau dalam keadaan terkunci dari dalam, dan tidak ditemukan kerusakan maupun barang-barang yang hilang.

"(Kondisi kosan) terkunci dari dalam," ujar dia.

Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian, seperti kantong plastik, lilitan lakban, dompet korban, serta pakaian dan bantal yang digunakan korban, termasuk sarung celana yang dikenakan saat terekam CCTV.

Temuan sidik jari dan obat

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan sidik jari Arya pada lakban yang membungkus wajahnya.

"Nanti kita bawa ke lab karena masih kumpulin alat bukti-alat buktinya dulu mengarahnya ke mana gitu. Kalau dari olah TKP awal masih kelihatan sidik jari si korban itu," kata Rezha kepada wartawan, Selasa (8/7).

Selain itu, sejumlah obat juga ditemukan di kamar korban. Polisi mendalami jenis obat tersebut, di antaranya obat sakit kepala dan lambung.

"Ya beberapa obat ini ya, apa sih itu kalau yang sakit kepala gitu, sama obat lambung," ujar Rezha.

Lebih lanjut, Kepolisian juga telah mengantongi barang bukti lain dari lokasi untuk dilakukan pendalaman sebagai bagian dari proses penyelidikan.

"(Barang bukti yang disita) kantongan plastik dan lilitan lakban itu, dompet ya identitas korban lah, sama ada beberapa apa namanya itu, bantal dan mungkin sarung celananya lah, pakaian yang digunakan pada saat kelihatan di CCTV, itu aja sih," tambahnya.

Aktivitas terakhir korban

Polisi turut menelusuri aktivitas terakhir korban sebelum ditemukan tewas. Menurut penjaga kos, korban terakhir kali terlihat pada Senin malam (7/7) sedang makan di area dapur kos.

"Si penjaga malam, penjaga di rumah malam hari, dia (korban) makan katanya, di kosan itu kan ada ruangan kayak ruangan dapurnya lah. Saat itu malam hari dia makan mungkin habis ngegojek (pesan dari Gojek) kali ya," ungkap Rezha, Rabu (9/7).

Temuan ini diperkuat rekaman CCTV yang menunjukkan Arya sempat menyapa penjaga kos dan membuang sampah sekitar pukul 22.30 WIB.

"Memang dibuktikan kelihatan di CCTV itu memang dia keluar buang sampah. Jadi malam hari itu dia sekitar pukul 22.00, jam 10-an mendekati 22.30, dia nyapa, 'ayo mas', gitu aja," lanjutnya.

Pemeriksaan saksi

Hingga Rabu (9/7), polisi telah memeriksa empat orang saksi, yakni penjaga kos, pemilik kos, istri korban, dan salah satu tetangga kos.

Rezha menyebut, pihaknya masih mendalami keterangan para saksi dan akan memeriksa rekan kerja korban untuk menggali lebih jauh motif atau penyebab kematian.

"Nanti kita mau diperiksa lagi mungkin si teman atau rekan kerja korban kami lagi sesuaikan untuk materi," kata dia.

"Sudah sekitar empat, tetangga kosnya, yang membuka paksa itu penjaga kos, istri korban, sama satu lagi pemilik kos," ucap dia.

Sementara itu, proses autopsi masih menunggu kedatangan istri korban yang sedang dalam perjalanan dari Yogyakarta ke Jakarta.

"Untuk kerabatnya, sudah ada, saudara istrinya, tapi untuk istrinya sendiri masih perjalanan dari Yogya ke Jakarta, mungkin masih di pesawat atau bagaimana kami kurang monitor," ujarnya.

Polisi juga masih menganalisis rekaman CCTV dari rumah kos. Namun, kualitas rekaman masih menjadi kendala karena CCTV hanya merekam menggunakan memory card internal, bukan sistem perekam eksternal.

"Sudah ada dua (CCTV) yang kita sudah periksa, cuma masih belum, masih biasa lah gambarannya. Karena kan kebetulan CCTV-nya kan juga yang masih pakai MMC atau memory card yang langsung dari kameranya. Jadi kita masih periksa terus, periksa satu-satu karena kan terpotong ya," jelasnya.

Polisi menyatakan penyelidikan masih terus berlangsung untuk mengungkap secara utuh penyebab kematian Arya Daru Pangayunan.

(kay/gil)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |