Fimela.com, Jakarta Prilly Latuconsina memilih merayakan Hari Kartini dengan sesuatu yang lebih personal, yaitu menghargai dirinya sendiri. Lewat unggahan di Instagram, ia memperlihatkan berbagai wajah dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari sutradara di lokasi syuting, pembicara di atas kapal miliknya, hingga momen santai dengan daster saat memasak di dapur rumah.
Unggahan itu terasa seperti pelukan hangat, pengakuan bahwa perempuan bisa menjalani banyak peran tanpa harus kehilangan dirinya. Dalam satu unggahan, ia menjadi pengingat bahwa perjuangan perempuan masa kini tak selalu harus lantang. Kadang, cukup dengan tetap bertahan dan terus berproses.
Ada sesuatu yang jujur dan membumi dari cara Prilly Latuconsina merayakan Hari Kartini: bukan tentang menjadi sempurna, tapi tentang menerima diri apa adanya. Lewat foto dan caption-nya, ia merangkul seluruh sisi perempuan yang bekerja keras, yang kadang lelah, dan yang pantas dirayakan.
1. Belajar, Gagal, Bangkit Lagi
"Hari ini adalah pengingat bahwa jadi perempuan bukan soal bisa semuanya, tapi soal berani mencoba, terus belajar, dan saling menguatkan," tulis Prilly di salah satu unggahannya. Dalam foto itu, ia tampil di lokasi syuting, mewakili salah satu dari sekian banyak perannya: aktris, produser, kreator.
Ia menyiratkan bahwa perjuangan perempuan tidak selalu soal hasil, tapi tentang proses. Tentang berani mengambil risiko meski belum tentu berhasil dan itu pun tetap pantas dirayakan.
2. Lelah Itu Bukan Lemah: Perempuan Juga Butuh Rehat
Di tengah ekspektasi yang tinggi terhadap perempuan zaman kini, Prilly menyisipkan pesan penting: istirahat juga bagian dari perjuangan. "Tak apa lelah. Tak harus selalu kuat. Perempuan kuat pun butuh ruang untuk bernapas dan support system yang tulus," tulisnya dalam unggahan saat menjadi pembicara di Salaya Yacht.
Lewat kata-kata ini, ia seolah mengizinkan banyak perempuan untuk berhenti sejenak, tanpa rasa bersalah. Sebuah pengingat lembut bahwa istirahat bukan berarti menyerah.
3. Merayakan Perbedaan, Bukan Berlomba Pencapaian
Kartini zaman kini tak lagi harus satu bentuk. Prilly mengajak publik untuk berhenti membandingkan jalan hidup satu sama lain. "Semoga kita bisa saling rayakan pencapaian dan keunikan masing-masing, tanpa harus saling ukur siapa yang paling hebat," tulisnya.
Dengan kalimat ini, ia menempatkan keberagaman sebagai kekuatan. Tak semua perempuan harus jadi pemimpin. Tak semua harus punya gelar tinggi. Semua perjalanan valid, selama dijalani dengan hati.
4. Perempuan Boleh Punya Banyak Wajah dan Itu Sah
Dari menyelam di laut, jadi dosen, hingga sibuk di dapur, Prilly menunjukkan bahwa satu tubuh bisa memuat banyak peran. Tak ada peran yang lebih tinggi dari yang lain. Semua setara, semua penting.
Perempuan bisa jadi apa pun yang diinginkan, bahkan semuanya sekaligus. Dan tak harus selalu datang dari latar belakang yang seragam. Justru keberagaman itulah yang membuat cerita setiap perempuan menjadi unik dan layak disuarakan.
5. Sosok yang Penuh Cita dan Cinta
Prilly bukan hanya dikenal karena layar kaca, tapi juga karena nilai yang dibawanya di luar kamera. Ia bukan sekadar aktris, tapi sosok yang konsisten menunjukkan bahwa perempuan bisa berkarya tanpa harus meninggalkan sisi personalnya.
Ia jadi representasi bahwa perempuan tak perlu memilih antara karier dan kehidupan pribadi. Bisa keduanya. Bisa semuanya. Asal dijalani dengan cinta dan keberanian.
Penulis: Rianti Fitri Wulandari
#UnlockingTheLimitless
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.