Fimela.com, Jakarta Film "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" yang disutradarai oleh Reka Wijaya akan segera tayang di bioskop pada tanggal 17 Oktober 2024. Dibintangi oleh Prilly Latuconsina, film ini mengisahkan tentang Tari, seorang perempuan yang menghadapi trauma masa kecil akibat kekerasan dalam rumah tangga.
Dalam film ini, Tari harus menghadapi kenyataan pahit setelah sang kakak meninggalkan rumah, dan ia berjuang sendiri untuk menyelamatkan ibunya dari sang ayah yang abusif.
Cerita di balik karakter ini ternyata sangat dekat dengan kehidupan nyata Prilly. Berikut adalah perjalanan Prilly dalam membangun karakter Tari dan pesan-pesan yang ingin ia sampaikan melalui film ini.
Prilly dan Tari: Sama-sama Sembunyikan Kesedihan
Prilly mengungkapkan bahwa karakter Tari dalam film "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" sangat mencerminkan dirinya. Baik Prilly maupun Tari dikenal sebagai sosok yang kerap menyembunyikan kesedihan mereka.
Prilly menuturkan bahwa seperti Tari, ia juga sulit menunjukkan rasa sedihnya di depan orang lain, termasuk keluarganya sendiri.
People Pleaser Sejak Lama, Prilly dan Tari Sama-sama Berjuang
Dalam postingan Instagramnya, Prilly mengakui bahwa ia memiliki sifat "people pleaser," sama seperti Tari. Kedua sosok ini lebih memikirkan kebahagiaan orang lain dibandingkan kebahagiaan diri sendiri, bahkan seringkali mengabaikan perasaan mereka sendiri.
Prilly merasa sifat ini membuatnya tampak selalu bahagia di mata orang lain, meski kenyataannya tidak demikian.
Menghadapi Tekanan, Prilly Sering Memendam Masalah Sendiri
Prilly mengakui bahwa ia cenderung memendam masalahnya sendiri, dan hal ini juga dialami oleh Tari dalam film. Prilly bercerita bahwa meski terlihat ceria, di balik itu ia sering merasa stres dan lelah secara mental.
Kebiasaan menahan semua beban sendirian ini bahkan berdampak pada kesehatan fisiknya, hingga beberapa kali ia harus dirawat di rumah sakit.
Pelarian ke Laut Ternyata adalah Cara Prilly Menenangkan Diri
Seperti Tari yang mencari cara untuk meredakan emosinya, Prilly juga punya cara tersendiri untuk menghadapi tekanan. Salah satu pelariannya adalah pergi ke laut untuk mencari ketenangan.
Namun, ia menyadari bahwa tindakan ini tidak sepenuhnya membantu, dan justru bisa membahayakan kesehatan mental dan fisiknya.
Belajar Terbuka
Prilly berbagi bahwa seiring waktu ia mulai belajar terbuka kepada orang-orang terdekatnya. Langkah pertama yang ia ambil adalah mulai terbuka kepada orang tuanya, bercerita ketika merasa lelah dan butuh pelukan.
Meski terasa canggung di awal, Prilly menyadari bahwa berbagi dengan orang-orang terdekat dapat memberikan bantuan emosional yang sangat berarti.
"Gapapa Sekali-sekali Kita Nggak Baik-baik Aja"
Pada akhirnya, Prilly mengajak semua orang untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri. Ia menekankan bahwa tidak apa-apa untuk menunjukkan sisi lemah, menangis, atau meminta bantuan kepada orang yang dipercaya.
Pesan ini menjadi bagian dari refleksinya dalam menyambut Hari Kesehatan Mental Sedunia, sekaligus menyemangati para penggemarnya untuk lebih peduli pada kesehatan mental mereka.
Penulis: Rianti Fitri Wulandari
#UnlockingTheLimitless
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.