Rekonstruksi Benteng Konstantinopel di Timnas Indonesia

2 hours ago 3

ANALISIS

Abdul Susila | CNN Indonesia

Minggu, 28 Sep 2025 08:01 WIB

Ditilik secara mendalam, tak berlebihan kiranya jika menyebut pertahanan Timnas Indonesia saat ini menyerupai Benteng Konstantinopel milik Bizantium. Lini pertahanan Indonesia dihuni pemain-pemain yang punya performa meyakinkan di klub. (Arsip PSSI)

Jakarta, CNN Indonesia --

Ditilik secara mendalam, tak berlebihan kiranya jika menyebut pertahanan Timnas Indonesia saat ini menyerupai Benteng Konstantinopel milik Bizantium.

Benteng Konstantinopel adalah tiga lapis tembok pertahanan canggih dan kompleks yang dibangun pada abad ketiga untuk melindungi Konstantinopel, sekarang kota Istanbul, Turki.

Sistem pertahanan yang dibangun di Tembok Konstantinopel adalah parit sebagai lapisan terluar, tembok luar setinggi sembilan meter, dan terakhir tembok dalam setinggi 12 meter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah mencatat, tembok yang dibangun Kaisar Konstantinus Agung dan Kaisar Theodosius II ini tak bisa ditembus bangsa Arab selama berabad-abad sebelum dirubuhkan Utsmaniyah.

Begitu pula kiranya sketsa pertahanan Timnas Indonesia saat ini. Ada tiga lapis sistem bertahan yang sama-sama kuat dan punya muruah sendiri di level kompetisi antarklub.

Pertama, Indonesia punya pertahanan parit yang dingin. Joey Pelupessy dan Nathan Tjoe-A-On main reguler di kompetisi. Karakter keduanya juga sama: ball winner.

Selanjutnya pertahanan luar begitu solid. Full back seperti Calvin Verdonk, Shayne Pattynama, Dean James, Kevin Diks, Sandy Walsh, Yance Sayuri, dan Eliano Reijnders, juga main reguler di klub.

Terakhir, di pertahanan dalam ada Jay Idzes, Rizky Ridho, Jordi Amat, dan Justin Hubner. Dari keempat pemain bertahan ini, hanya Hubner yang tidak setiap pekan dimainkan.

Sudah begitu ada Emil Audero Mulyadi yang sedang dalam performa terbaiknya di Serie A 2025/2026. Bersama Cremonese, Emil tercatat sebagai 'raja' penyelamatan Liga Italia musim ini. Hanya saja dalam laga terakhir Cremonese melawan Como, Sabtu (27/9), Emil diketahui mengalami cedera otot.

Dengan situasi ini, sangat wajar suporter Timnas Indonesia percaya diri Arab Saudi dan Irak tak akan berkutik ketika berduel dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026, 8 dan 11 Oktober nanti.

Harapan masyarakat, pertahanan Indonesia kukuh dan gagah seperti Tembok Konstantinopel di Romawi Timur yang tak bisa ditembus bangsa Arab selama berabad-abad.

Bisakah itu terwujud? Sangat bisa. Potensinya ada dan bahan evaluasinya cukup. Pembantaian dari Australia dan Jepang kiranya sudah cukup jadi peringatan bagi Patrick Kluivert.

Baca lanjutan analisis ini di halaman selanjutnya>>>


Read Entire Article
Entertainment |