Rosan Klaim LG Tak Cabut Total dari RI: Justru Ingin Tambah Investasi

6 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengklaim LG tak sepenuhnya cabut dari proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia.

Rosan menjelaskan proyek itu terbagi ke dalam 4 joint venture, di mana LG meninggalkan JV 1, 2, dan 3. Sedangkan komitmen investasi perusahaan Korea Selatan di proyek ini tetap terealisasi untuk JV 4, bahkan nominalnya akan ditambah sampai US$2,8 miliar atau setara Rp46,9 triliun (asumsi kurs Rp16.776 per dolar AS).

Ia menjelaskan nilai investasi LG di joint venture 4 semula US$1,1 miliar alias Rp18,4 triliun. Uang tersebut dipakai untuk membangun pabrik sel baterai di Karawang, Jawa Barat, dalam bentuk kerja sama PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah, itu (pabrik di Karawang) sudah selesai. Besok saya juga akan mengunjungi pabrik baterai itu," tegas Rosan dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi di Kantor BKPM, Jakarta Selatan, Selasa (29/4).

"Justru mereka (LG) ingin menambah investasinya yang US$1,1 miliar itu mau ditambah lagi US$1,7 miliar (Rp28,5 triliun) untuk pengembangan (dan) expansion dari investasi tersebut. Jadi, yang ingin saya sampaikan bahwa komitmen dari LG itu tetap besar. Contoh konkretnya mereka akan investasi pengembangan dari joint venture nomor 4 ini," jelasnya.

Rosan menegaskan total investasi LG di JV 4 nantinya bakal sesuai target awal, jika terwujud semuanya. Ia menyebut rencana pengembangan tersebut memang baru kali ini disampaikan ke publik.

Pihaknya mengaku telah berkomunikasi dengan LG untuk membahas proyek baterai sel tahap dua ini. Anak buah Presiden Prabowo Subianto itu optimistis prosesnya bisa berjalan cepat.

"Saya meyakini dengan LG ini, pengembangan yang ini (pabrik sel baterai) bisa terealisasi dengan cepat. Karena kami pun aktif juga berbicara dengan mereka. Mereka pun responsnya juga sangat positif. Sebenarnya (LG) sudah kembali bertemu lagi dengan pihak kami untuk pengembangan tahap kedua dari investasi di cell battery ini," bebernya.

Sebelumnya, LG dipastikan hengkang dari Proyek Titan senilai 11 triliun won atau Rp130 triliun (asumsi kurs Rp11.826 per won). Rosan menegaskan Pemerintah Indonesia yang memutuskan untuk membatalkan kerja sama itu.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendepak LG melalui surat tertanggal 31 Januari 2025. Ini diputuskan karena negosiasi dengan LG berlangsung terlalu lama, yakni memakan waktu sampai lima tahun.

Sebagai gantinya, Indonesia menggandeng Huayou. Rosan mengklaim perusahaan asal China itu akan membentuk joint venture dengan BUMN PT Industri Baterai Indonesia alias Indonesia Battery Corporation (IBC).

"Ingin saya sampaikan karena LG ini adalah suatu transaksi yang sangat-sangat besar. Strukturnya itu memang sangat-sangat kompleks, terbagi dalam 4 bagian dan setiap bagian ada joint venture sendiri ... Jadi, memang karena nilai ini sangat besar, partner-nya juga beda-beda," tutur Rosan.

Ia mencontohkan joint venture 1 dalam proyek supply chain baterai EV ini menyangkut proses penambangan nikel. PT Aneka Pertambangan Tbk alias Antam menjadi pihak mayoritas di sini.

Sedangkan JV 2 dan JV 3 terkait pengolahan produk. Ini mencakup pengolahan nikel menjadi nickel matte, nickel sulfate, prekursor, katoda, anoda, cell battery, battery pack, sampai recycle battery.

[Gambas:Video CNN]

(skt/pta)

Read Entire Article
Entertainment |