CNN Indonesia
Selasa, 29 Apr 2025 12:20 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani mengungkapkan alasan kawasan Gelora Bung Karno yang selama ini di bawah Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) akan dikelola Danantara.
Menurunya, GBK merupakan aset yang sangat besar tetapi utilisasi serta return of asset dan return of investment-nya masih sangat terbatas.
"Dan selama ini kan tidak ada yang fokus memperhatikan bagaimana pengembangan GBK," katanya ditemui usai acara BSI Global Finance Summit 2025 di Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Selasa (29/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rosan mengatakan pihaknya akan mengevaluasi pengelolaan GBK secara meluruh. Apalagi nilai aset GBK katanya sangat besar tetapi pengembangannya belum maksimal sehingga belum berdampak besar pada masyarakat luas.
"Itu juga bagaimana nanti kalau sudah di Danantara GBK ini kehadirannya bisa masyarakat lebih merasakan lagi. Ini PR yang sangat besar tapi kita akan lakukan sehingga GBK akan jadi ikon baru bagi Jakarta dan juga Indonesia," kata Rosan.
Rosan sebelumnya mengatakan aset negara di bawah Kemensetneg seperti kawasan GBK juga akan dikelola oleh lembaga tersebut.
Artinya, Danantara tak hanya mengelola aset BUMN.
"Jadi GBK dan seluruh lokasi yang ada di sini, pesan beliau (Prabowo) akan dimasukkan ke dalam Danantara," kata Rosan usai ditemui di Town Hall Meeting di JCC Senayan Jakarta, Senin (28/4).
"Jadi yang tadinya berada di bawah Setneg akan berada di bawah Danantara," katanya.
Rosan mengatakan nilai aset GBK mencapai U$25 miliar atau setara Rp420 triliun (kurs Rp16.812 per dolar AS). Nilai aset tersebut akan menambah nilai aset BUMN yang akan dikelola atau assets under manajement (AUM) senilai US$980 miliar atau Rp16,4 ribu triliun.
Dengan begitu, total nilai aset yang akan dikelola Danantara akan mencapai US$1 triliun atau sekitar Rp16,8 ribu triliun (asumsi kurs Rp16.810), sesuai dengan yang ditargetkan Presiden Prabowo.
(fby/agt)