Serangan AS di Yaman Tewaskan 80 Orang, Houthi: Ini yang Terparah

3 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Kelompok pemberontak Houthi menyatakan bahwa serangan udara Amerika Serikat pada Kamis (18/4) di pelabuhan bahan bakar Ras Issa, Yaman, telah menewaskan sedikitnya 80 orang. Mereka menyebut ini sebagai serangan paling mematikan sejak kampanye militer AS terhadap kelompok yang didukung Iran dimulai 15 bulan lalu.

"Jumlah korban tewas akibat serangan ini telah meningkat menjadi 80 orang, dan 150 lainnya terluka," lapor stasiun televisi Al-Masirah milik Houthi pada Jumat (19/4), mengutip pejabat lokal.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Houthi, Anees Alasbahi, mengatakan bahwa tim penyelamat masih mencari jenazah di terminal bahan bakar di tepi Laut Merah. "Jumlah korban tewas kemungkinan besar masih akan bertambah," ujarnya mengutip AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Militer Amerika Serikat mengatakan bahwa serangan itu ditujukan untuk memutus aliran pasokan dan dana bagi Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah di Yaman, salah satu negara termiskin di Semenanjung Arab.

"Pasukan AS mengambil tindakan untuk menghilangkan sumber bahan bakar bagi teroris Houthi yang didukung Iran dan menghentikan pemasukan ilegal yang telah mereka gunakan untuk meneror kawasan ini selama lebih dari 10 tahun," kata Komando Pusat AS dalam pernyataan resminya.

Gambar yang disiarkan televisi Houthi memperlihatkan api besar menerangi langit malam di lokasi serangan. Pada Jumat malam, serangan lanjutan dilaporkan terjadi di ibu kota Sanaa dan sekitarnya.

Salah satu korban selamat yang diwawancarai Al-Masirah mengatakan, "Kami berlari menyelamatkan diri. Serangan datang satu demi satu, lalu semuanya terbakar."

Serangan tersebut memicu protes besar di kota-kota yang dikuasai Houthi. Di Sanaa, massa meneriakkan, "Matilah Amerika! Matilah Israel!"

Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, memperingatkan, "Peningkatan kekuatan militer Amerika dan agresi yang terus berlangsung terhadap negara kami hanya akan menghasilkan lebih banyak serangan balasan, bentrokan, dan konfrontasi."

Setelah serangan itu, Houthi mengklaim meluncurkan rudal ke arah Israel dan dua kapal induk AS. Militer Israel mengatakan mereka telah mencegat salah satu rudal yang diluncurkan dari Yaman.

Para pengamat menilai, serangan AS ini juga menjadi sinyal keras ke Teheran, menjelang perundingan nuklir antara AS dan Iran yang dijadwalkan berlangsung di Roma pada Sabtu.

Sejak awal 2024, AS telah meningkatkan serangan terhadap Houthi, terutama setelah kelompok itu mengancam akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal internasional di Laut Merah sebagai bentuk protes terhadap blokade Israel ke Gaza.

Menurut konsultan asal Yaman, Mohammed Albasha, "Pesan dari serangan ini sangat jelas: AS tidak hanya menargetkan aset dan personel militer Houthi, tapi juga infrastruktur ekonomi mereka."

China turut terseret dalam isu ini. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, menuduh perusahaan satelit China, Chang Guang Satellite Technology Company, telah "mendukung langsung" serangan Houthi terhadap kepentingan AS dengan memberikan citra satelit.

Di sisi lain, Iran menyebut serangan AS itu sebagai "barbar," sementara kelompok Hamas mengecamnya sebagai bentuk agresi terang-terangan.

(tis/tis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |