Siswa Pulogebang Muntah Usai Makan MBG, Pemkot Jaktim Buka Suara

2 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Setidaknya enam siswa SDN 07 Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur mengalami muntah-muntah usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (24/9) siang lalu.

Pemkot Jaktim hingga pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait membantah itu akibat keracunan MBG. Sementara itu, Puskesmas Pulogebang mengambil sampel makanan dari menu MBG yang dibagikan di sekolah tersebut guna diperiksa lebih lanjut.

"Kalau keracunan itu biasanya yang terdampak minimal setengah dari jumlah anak yang makan. Ini bukan kasus keracunan seperti yang lagi viral," kata Kepala Sudin Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur M Fahmi, Kamis (25/9) seperti dikutip dari Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fahmi menyebut peristiwa terjadi sekitar pukul 13.00 WIB pada Rabu lalu, saat jam makan siang untuk sif kedua. Saat itu, sekitar 150 siswa makan bersama, namun hanya enam siswa kelas 2 SD yang mengalami muntah.

Dia menjelaskan menu MBG yang disajikan sama persis dengan yang diberikan kepada siswa sif pagi. Pada sesi pagi, sambung Fahmi, tidak ada satu pun siswa yang mengalami keluhan.

Menu MBG di SDN 07 Pulogebang dikirim dalam dua waktu yang berbeda, sesi pagi dikirim pukul 07.30 WIB dan dimakan pukul 09.00 WIB. Sedangkan sesi siang dikirim pukul 12.00 WIB, dan dimakan pukul 13.00 WIB.

"Padahal mereka makan dengan jenis makanan yang sama, semuanya sama. Jadi, ada lima rombongan belajar, kurang lebih total 150 orang. Yang terdampak enam siswa, gejalanya ringan mual terus muntah," ujar Fahmi.

Dugaan sementara pihak Pemkot Jaktim, gejala yang muncul dipicu aroma kol rebus yang sudah disimpan beberapa jam sejak makanan datang pagi hari.

Puskesmas

Sementara itu terhadap para siswa yang muntah-muntah, pihak Puskesmas Pulogebang yang mendapat laporan langsung mendatangi sekolah untuk memberikan pertolongan pertama.

Setelah mendapat obat dan pemeriksaan awal, seluruh siswa yang muntah segera pulih sehingga tak dirujuk ke rumah sakit. Selain itu, pihak puskesmas pun mengambil sampel makanan.

"Saat ada insiden tersebut, Puskesmas Pulogebang langsung datang untuk memeriksa makanannya. Sementara jawabannya tidak ada keracunan, tapi sampelnya dibawa," kata Fahmi.

Peristiwa tersebut terjadi pada jam makan siang sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu, ada sekitar 150 siswa yang menikmati menu MBG, namun hanya enam anak yang melaporkan gejala muntah.

"Yang pagi dengan menu yang sama aman semua. Sementara yang siang, dari 150 siswa hanya enam yang muntah. Gejalanya ringan, hanya muntah, dan langsung ditangani puskesmas," ujar Fahmi.

Menurut informasi dari Puskesmas Pulogebang, makanan yang dikonsumsi siswa relatif aman. Dugaan sementara, gangguan terjadi karena aroma kol rebus yang sudah disimpan sejak pagi hingga jam makan siang dalam kondisi tertutup.

"Biasanya makanan dikirim sekitar jam 09.00 WIB atau jam 10.00 pagi, sementara anak sif siang baru makan jam 13.00 WIB. Mungkin kol rebus yang tertutup terlalu lama mengeluarkan bau, sehingga ada anak yang tidak tahan," jelas Fahmi.

Petugas puskesmas yang datang ke sekolah langsung memberikan pertolongan pertama. Enam siswa tersebut pulih setelah diberi obat dan tidak perlu dirujuk ke rumah sakit.

Meski begitu, untuk memastikan keamanan, puskesmas tetap membawa sampel makanan guna dilakukan uji laboratorium. Hasil resmi pemeriksaan baru bisa diketahui setelah proses analisis selesai.

Menurut Fahmi, kasus ini tidak bisa langsung disebut sebagai keracunan massal.

"Belum ada hasil pasti. Kejadian siang kan, mungkin sudah selesai sekarang. Nanti kalau mau memastikan langsung oleh Puskesmas Pulogebang," katanya.

Fahmi menegaskan program MBG sejauh ini berjalan aman di Jakarta Timur, dan kasus semacam ini baru pertama kali terjadi.

Fahmi berharap, masyarakat tidak langsung menyimpulkan bahwa program tersebut berbahaya.

Terpisah, Kepala SPPG  Pulogebang Ahmad Irfansyah juga membantah soal dugaan keracunan. Dia menyatakan sekolah bersama pihak terkait akan terus memantau menu MBG dan memberikan penanganan cepat bila ada siswa yang kurang cocok dengan makanan tertentu.

"Kalau ada keluhan, langsung kami tindaklanjuti. Kami ingin orang tua tenang karena program MBG ini aman untuk anak-anak," kata Ahmad saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu kemarin.

Sebelumnya beredar di media sosial yang menyebut telah terjadi keracunan program MBG  di SDN 07 Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu siang.

Dalam unggahan di forum Facebook "Warga Pulogebang dan Sekitarnya", terlihat foto sejumlah siswa berseragam putih merah bersama orang tua yang mengerumuni sebuah ambulans berwarna putih.

"Terjadi lagi SDN 07 Pulogebang keracunan MBG," tulis keterangan dalam forum Facebook Warga Pulogebang dan sekitarnya.

(antara/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |