Sopir Truk Kritik Aturan ODOL, Sebut Harga Sembako Bisa Meroket

9 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah asosiasi sopir truk mengkritik rencana pemerintah menerapkan aturan nol kelebihan muatan dan dimensi atau Zero Overdimension Overload (ODOL) tanpa perlindungan untuk pengemudi.

Pengurus Asosiasi Sopir Logistik Indonesia (ASLI) Farid Hidayat mengatakan penerapam Zero ODOL tanpa penetapan batasan tarif bakal berdampak pada kenaikan harga sembako.

Sopir mau tak mau harus meminta ongkos kirim lebih tinggi karena muatan dibatasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya rasa masyarakat mau enggak beli beras Rp50 ribu satu kilo? Tidak mau. Artinya, kami terpaksa harus ODOL," ujar Farid pada jumpa pers di Kantor DPP Konfederasi Sarbumusi, Jakarta Pusat, Selasa (1/7).

Dia memberi contoh pengiriman beras dari Banyuwangi, Jawa Timur ke Lombok, NTB. Ongkos kirim yang diterima sopir truk hanya Rp500 ribu per ton, sedangkan pemerintah membatasi muatan hanya 4 ton.

Artinya, mereka hanya mengantongi Rp2 juta untuk pengiriman itu. Padahal, ongkos penyeberangan saja menembus Rp2,15 juta. Belum lagi mereka harus membeli BBM dan menghadapi berbagai pungli.

Farid menyebut biasanya sopir truk membawa beras hingga 15 ton sekali jalan. Ongkir Rp7,5 juta itu cukup membiayai operasi hingga beras sampai ke pasar di Lombok.

"Dan tentunya harga kebutuhan pokok, kebutuhan pokok di masyarakat terkait beras itu tadi tentunya tetap stabil," ucapnya.

"Kami melakukan overloading yang dianggap kejahatan atau yang dianggap melalui hukum kami melakukan overloading," ujar Farid menceritakan ironi yang dialami para sopir.

Ketua Umum Rumah Berdaya Pengemudi Indonesia (RBPI) Ika Rostianti mengatakan kondisi ini terjadi karena pemerintah melepas ongkos kirim ke mekanisme pasar. Menurutnya, pemerintah harus turun membuat batasan tarif ongkir agar sopir bisa menjalankan Zero ODOL dengan nyaman.

"Kalau perlu misalnya upah atau tarif yang diterima itu ya per kilometer, per jam. Karena pemerintah enggak berani bikin batasan-batasan kayak gitu," ujar Ika.

Patuh ODOL Justru Nganggur

Slamet Barokah, sopir truk sekaligus Ketua ASLI, menegaskan sopir truk justru mendukung Zero ODOL. Dia bercerita sudah mendukung Zero ODOL sejak 2023.

Kala itu, dia hanya menerima pengiriman bila sesuai tonase yang ditetapkan pemerintah. Dia menolak pesanan bila harus membuat truk menjadi ODOL.

"Pokoknya saya mau menaati apa itu deklarasi saya, tapi kenyataannya apa? Dua bulan saya nganggur. Apakah negara hadir dalam permasalahan kami? Tidak," ujar Slamet.

Dia mengaku sakit hati ketika pemerintah kembali mengampanyekan Zero ODOL tahun ini. Terlebih lagi kampanye itu dibalut tudingan miring kepada para sopir truk.

Slamet tidak terima sopir truk disebut tidak mau mematuhi aturan. Dia menegaskan sudah pernah mematuhi aturan, tetapi ketidakjelasan hukum membuat sopir hanya menjadi korban.

"Bapak Kakor Lantas tolong cari penyebab kenapa kami Itu ODOL. Jangan tahu-tahu langsung diterapkan tanpa mencari solusinya," ujar Slamet.

[Gambas:Video CNN]

(dhf/sfr)

Read Entire Article
Entertainment |