Studi Ungkap Bahaya Tambang Nikel, Picu Kanker hingga Kerusakan DNA

7 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Pembukaan tambang nikel di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya menuai sorotan. Wilayah yang dikenal sebagai salah satu kawasan konservasi laut terpenting di dunia kini terancam eksploitasi industri.

Namun, di balik kekhawatiran ekologis, ada bahaya lain yang tak kalah serius, yakni dampak kesehatan akibat paparan logam berat nikel.

Sebuah studi berjudul "Nickel: Human Health and Environmental Toxicology" yang dipublikasikan di National Library of Medicine (NLM) mengungkap sederet risiko medis akibat paparan nikel. Risiko itu mulai dari gangguan pernapasan, kerusakan ginjal, hingga kanker paru dan perubahan epigenetik yang dapat merusak DNA manusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nikel sendiri merupakan logam transisi yang secara alami terdapat di tanah, air, dan udara. Namun, aktivitas manusia, terutama industri tambang dan manufaktur logam, mempercepat penyebarannya ke lingkungan dalam kadar berbahaya.

Studi menyebut, paparan nikel paling umum terjadi melalui tiga jalur, yakni inhalasi partikel udara terutama bagi pekerja tambang dan industri, kontak kulit dengan produk berbahan nikel, dan konsumsi makanan serta air yang terkontaminasi.

Dalam dosis tinggi atau paparan jangka panjang, nikel bersifat toksik dan karsinogenik. Artinya, ia bisa menyebabkan keracunan dan memicu kanker.

Selain itu, para peneliti juga menyebut sejumlah efek kesehatan akibat nikel. Misalnya saja dermatitis kontak yang ditandai dengan ruam dan iritasi kulit.

Nikel juga berdampak pada saluran napas seperti asma, fibrosis paru-paru, kanker paru-paru, hingga masalah kardiovaskular.

"Paparan nikel secara terus-menerus dapat menyebabkan stres oksidatif dan disfungsi mitokondria," tulis studi tersebut.

Mekanisme ini memicu rusaknya sistem energi sel, meningkatnya radikal bebas (ROS), dan pada akhirnya memperbesar risiko kanker serta penyakit degeneratif lainnya.

Lebih mengkhawatirkan lagi, studi ini menunjukkan bahwa paparan nikel dapat mengganggu ekspresi gen tanpa mengubah struktur DNA, suatu proses yang dikenal sebagai perubahan epigenetik. Perubahan ini bisa bersifat permanen dan diwariskan ke generasi berikutnya.

Hal yang lebih mengkhawatirkan, bahaya nikel ini bukan hanya dialami oleh pekerja tambang. Masyarakat umum juga berisiko terpapar melalui konsumsi makanan atau penggunaan benda-benda harian yang mengandung nikel.

Documentation of Nickel mine PT. GAG Nikel is located on GAG Island, Raja Ampat District, West Papua.It has a concession area of ​​13,136 Ha and is located in the mega biodiversity area in Raja Ampat, West Papua, which is a habitat for hundreds of unique, rare and endangered types of flora and fauna.Ilustrasi. Pertambangan nikel tak hanya berdampak pada lingkungan, tapi juga bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya. (Arsip Greenpeace)

Beberapa jenis makanan yang tercatat mengandung nikel tinggi antara lain:

- cokelat hitam dan kakao,
- kacang-kacangan (hazelnut, almond, kacang tanah),
- biji-bijian (beras merah, oat, millet),
- sayuran (bayam, kol, lentil, daun bawang),
- makanan laut (udang, kerang, salmon).

Sementara itu, nikel juga ditemukan dalam barang sehari-hari seperti perhiasan, kosmetik, kancing logam, kacamata, hingga alat elektronik.

Dalam studi yang sama, para peneliti menyebut dua metode potensial untuk mengurangi pencemaran nikel di lingkungan, yakni dengan fitoremediasi dan fitomining. Keduanya menggunakan tanaman untuk menyerap dan mengolah nikel dari tanah.

Namun, proses ini bersifat jangka panjang dan membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah serta pelaku industri. Tanpa langkah nyata yang serius, pencemaran nikel bisa berlangsung terus-menerus dan merusak lingkungan serta kesehatan masyarakat dalam jangka panjang.

(tis/asr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |