Tolak Batalion TNI di Lahan Adat, Warga di Maluku Blokade Jalan

2 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Warga adat Negeri Kaibobo, Kecamatan Kairatu Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, memblokade jalan dengan batang pohon berukuran besar, Kamis (25/).

Batang pohon ini menutupi badan jalan. Aksi blokade jalan itu membuat akses transportasi antar kabupaten di Pulau Seram lumpuh total.

Warga setempat protes terhadap rencana pembangunan Batalion TNI Kodam XVI/Pattimura di atas lahan adat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dandim Seram Bagian Barat Letkol Inf Rudolf Faulus turun tangan untuk meredam aksi warga tersebut. Namun, Letkol Rudolf terlibat cekcok dengan sejumlah warga.

"Masalah ini bukan tempat penyelesaian dengan cara seperti ini, ini jalan umum," kata Rudolf dalam sebuah video yang diterima CNNIndonesia,com.

"Masyarakat Kaibobo kami tidak punya lawan dengan aparat keamanan, setuju, setuju, kami tetap pertahan kami punya hak ulayat, siap-siap," kata warga adat merespons Rudolf.

Mendengar pernyataan itu, Rudolf langsung melompat dari batang pohon yang membentang menutup jalan mendekati warga tersebut. Ia dikawal anggota TNI bersenjata lengkap dengan helm pelindung.

"Kalian pertahankan apa?" kata Rudolf.

"Kami pertahan hak Ulayat, hak Ulayat yang kami bilang. Kami pertahankan karena pemerintah mengabaikan hak-hak adat kami," jawab warga adat tersebut.

"Kalau kamu bicara adat, saya juga anak adat, tau, kamu tau ini jalan apa, kamu tau tidak ini jalan umum, bukan jalan Kaibobo," kata Rudolf.

"Kalau bicara adat kami duduk di sini lalu bicara adat, kami rakyat kecil, jangan takuti kami dengan senjata, kami rakyat kecil," ujar Raja Negeri Kaibobo, Alex Kuhuwael yang ikut aksi tutup jalan ini.

Raja Negeri Kaibobo, Alex Kuhuwael meminta pembangunan Batalion TNI Kodam XVI/Pattimura segera dihentikan karena lahan yang dihibahkan oleh pemerintah desa administrasi Waisamu diklaim bukan kepemilikan lahan.

Alex menyebut para warga bersikeras dan tidak mau menyingkirkan batang pohon dari jalan sebelum Bupati Asri Arman menemui mereka.

Ia bilang aksi blokade jalan tersebut bukan untuk memicu bentrokan antar warga namun sebagai bentuk penuntutan hak Ulayat yang diklaim masih diabaikan pemerintah daerah.

"Saya menjunjung tinggi bapak-bapak aparat punya wibawa, tapi saya mau bilang kami datang bukan untuk peperangan tapi kami datang untuk mengambil hak Ulayat kami," ujarnya.

Ia menduga lahan adat yang dihibahkan oleh kepala Desa Adminitrasi Waisamu ditunggangi oleh Kepala Desa Eti. Desa Eti merupakan sebuah Desa di pegunungan Pulau Seram.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Seram Bagian Barat Asri Arman dan Wakil Bupati Silfanus Kainama turun langsung menemui warga dan berjanji akan menuntaskan persoalan lahan adat.

Usai bertemu warga, pihaknya akan mengundang Kepala Desa Administrasi Waisamu, Kepala Desa Eti dan Raja Negeri Kaibobo untuk membicarakan masalah lahan adat.

Ia meminta warga Kaibobo untuk menahan diri dan tidak kembali blokade jalan sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat terutama bagi pasien yang membutuhkan perawatan.

"Mari kita bicarakan bersama tanpa bicarakan bersama masalah tidak bisa selesai, usulan-usulan dari masyarakat Kaibobo kita tampung, nanti dari sini kami undang semuanya untuk membicarakan masalah ini. Saya minta jangan ada lagi gerakan-gerakan seperti ini, harus betul-betul menahan diri," ujarnya.

(fra/ryn/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |