Trump Pasang Tarif 100% untuk Film Asing di AS

4 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Donald Trump mengumumkan ia memasang tarif 100 persen pada film asing yang berencana tayang di Amerika Serikat dan yang dibuat di luar AS.

Melalui kicauan di media sosial buatannya sendiri, Truth Social, Trump menyebut tarif itu diterapkan karena industri film di Amerika mengalami "sekarat".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Industri perfilman di Amerika Serikat sedang sekarat dengan amat cepat. Negara-negara lain menawarkan insentif untuk menarik sineas dan studio kita menjauh dari Amerika Serikat," kata Trump pada Senin (5/5) waktu Indonesia.

"Oleh karena itu, saya memberikan wewenang kepada Departemen Perdagangan dan Perwakilan Dagang AS (USTR) untuk segera memulai proses pemberlakuan tarif 100% terhadap semua film yang masuk ke negara kita dan diproduksi di luar negeri," lanjutnya.

CNN pada Minggu (4/5) waktu AS mengatakan masih belum jelas aturan terkait tarif yang akan diberlakukan. Selain itu, film merupakan kekayaan intelektual, bukan barang, sehingga merupakan jenis layanan yang sampai saat sebelum Trump bicara, tidak dikenakan tarif.

Meski begitu, USTR mencatat beberapa layanan memang bisa dikenakan hambatan perdagangan non-tarif tertentu, seperti regulasi dan insentif pajak. Namun CNN menyebut keputusan tarif itu bisa merugikan industri perfilman Amerika Serikat.

"Hollywood, dan banyak daerah lain di Amerika Serikat, sedang mengalami kehancuran," kata Trump. "Ini adalah upaya bersama oleh negara lain dan, oleh karena itu, merupakan ancaman bagi Keamanan Nasional. Selain itu, ini adalah pesan dan propaganda!"

Keputusan Trump ini datang setelah sejumlah pemerintah negara bagian di Amerika Serikat memberlakukan kebijakan pemotongan pajak untuk para studio dan sineas yang bersedia syuting di kawasan mereka.

Hal itu dilakukan karena ada penurunan produksi film di AS. Salah satu yang sudah melaporkan hal tersebut adalah Los Angeles, California, yang merupakan ibu kota perfilman global.

Dalam laporan lembaga FilmLA yang diberitakan Variety pada 14 April 2025, jumlah produksi film dan televisi di kawasan megapolitan Los Angeles turun 22 persen dalam kuartal pertama 2025.

[Gambas:Video CNN]

Penurunan ini berdampak pada pendapatan daerah kawasan tersebut dari kegiatan syuting film dan televisi, mulai dari pajak hingga penyewaan hotel hingga kendaraan dan alat-alat.

CNN juga mencatat bukan hanya produksi film yang menurun, tetapi juga pendapatan dari penjualan tiket atau box office juga mengalami penurunan. Namun hal ini karena tidak ada film besar Hollywood yang tayang di bioskop semenjak pandemi.

Selain itu, ada perubahan pola konsumsi di masyarakat terkait menonton film, yakni beralih ke layanan streaming. Meski begitu, layanan streaming juga butuh waktu lama untuk bisa mendapatkan untung.

CNN menyebut Disney+ yang dirilis pada saat pandemi baru mengalami profit pertamanya, sama seperti Max yang dimiliki Warner Bros. Discovery. Namun masih banyak layanan streaming yang belum mendapatkan untung.

Di sisi lain, Hollywood sudah sejak lama ikut mengandalkan pendapatan filmnya dari pasar internasional seperti China dan Asia lainnya, selain dari pasar domestik Amerika Utara yang terdiri dari AS dan Kanada.

(end)

Read Entire Article
Entertainment |