Jakarta, CNN Indonesia --
Kedutaan Besar China di Thailand memperingatkan warganya mengenai modus penipuan "tur murah" yang menekan turis untuk membeli barang-barang dengan harga yang sangat tinggi.
Pihak Kedutaan mendesak warga China untuk berhati-hati saat memesan agen perjalanan untuk liburan ke luar negeri, terutama ke Thailand.
Peringatan ini menyusul viralnya video di media sosial yang menunjukkan turis China dipaksa membeli barang-barang yang dijual melebihi harga pasar selama tur mereka di Thailand, seperti dikutip The Nation Thailand.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekaman video tersebut memperlihatkan seorang pria, yang diyakini sebagai pemandu wisata China, memberitahu turis bahwa mereka akan berhenti di toko bebas pajak.
Menurut laporan Bangkok Post, siapa pun wisatawan yang tidak melakukan pembelian di toko tersebut tidak akan diizinkan kembali ke dalam bus.
Penindakan dan Hukuman Hukum
Pada 15 Oktober lalu, Kedutaan Besar China menyatakan telah menanggapi masalah ini dengan serius dan telah menghubungi Polisi Pariwisata Thailand dan Otoritas Pariwisata Thailand untuk menyelidiki insiden tersebut.
Otoritas Thailand kemudian menemukan bahwa pria tersebut adalah pemegang paspor China yang tidak memiliki lisensi pemandu wisata Thailand yang sah. Ia terbukti menekan turis untuk membeli barang dan meminta komisi penjualan.
Pihak berwenang telah menyelidiki perusahaan tur yang terlibat dan sedang mengambil tindakan hukum terhadap semua pihak.
Kedutaan Besar China telah memperingatkan turis agar tidak mudah tergoda oleh agen perjalanan dengan harga yang mencurigakan atau terlalu rendah.
Mereka mendesak para pelancong untuk memilih operator tur berlisensi dan bereputasi baik yang menawarkan layanan berkualitas dengan harga wajar dan menyediakan kontrak formal.
Di bawah hukum Thailand, warga negara asing dilarang bekerja sebagai pemandu wisata. Pemandu ilegal dapat menghadapi hukuman hingga satu tahun penjara dan/atau denda 100.000 Baht.
Sementara itu, perusahaan tur yang terlibat dapat didenda hingga 50.000 Baht dan menghadapi penangguhan lisensi hingga enam bulan.
Thailand telah menyambut lebih dari 25 juta pengunjung internasional sejauh tahun ini, menghasilkan lebih dari 1,15 triliun Baht pendapatan pariwisata. China merupakan sumber pengunjung terbesar kedua, menyumbang 3,58 juta turis.
(wiw)