UEFA Diklaim Tunda Hukuman untuk Israel, Ada Campur Tangan Trump

2 hours ago 3

CNN Indonesia

Kamis, 02 Okt 2025 02:40 WIB

UEFA dilaporkan menunda hukuman kepada Israel karena terpengaruh dengan rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Israel dalam bayang-bayang hukuman UEFA. (REUTERS/Bernadett Szabo)

Jakarta, CNN Indonesia --

UEFA dilaporkan menunda hukuman kepada Israel karena terpengaruh dengan rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

UEFA disebut-sebut akan melakukan pemungutan suara untuk memberikan hukuman kepada Israel. Rencana menghukum Israel itu karena munculnya tekanan dari internal maupun eksternal, termasuk dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Gelombang tekanan kepada Israel datang setelah komisi penyelidikan internasional independen PBB melaporkan Israel melakukan genosida di Gaza. Sekelompok diplomat senior kemudian mendesak UEFA dan FIFA menghukum Israel, minggu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua pekan sebelumnya, kelompok kampanye Game Over Israel mengambil alih sebuah papan reklame di Times Square, New York, untuk mendesak federasi-federasi sepak bola memboikot pertandingan melawan Israel.

Apabila Israel dijatuhi hukuman oleh UEFA, maka asosiasi sepak bola negara tersebut akan dikeluarkan. Selain itu timnas pria dan wanita Israel akan dilarang berpartisipasi dalam kejuaraan yang dibuat UEFA, termasuk juga dengan klub-klub Israel.

Dikutip dari Guardian, UEFA tidak pernah secara resmi mengonfirmasi mereka sedang mempertimbangkan pertemuan luar biasa komite eksekutif untuk memberikan suara mengenai apakah Israel dicoret dari kompetisi. Tetapi rencana mengenai proposal tersebut dipercaya telah disusun dengan baik, dengan setiap pertemuan diperkirakan akan diadakan dalam waktu singkat.

Akan tetapi, pengumuman rencana perdamaian Donald Trump dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Senin (29/9), menunda semua langkah itu.

Rencana Trump tersebut kabarnya disambut baik Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, bersama para pemimpin dari Prancis, Jerman, dan negara Eropa lain.

Sejumlah negara lain seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, Mesir, Yordania, Turki, Indonesia, hingga Pakistan, melalui menteri luar negeri juga memberikan dukungan.

[Gambas:Video CNN]

(sry/sry/sry)

Read Entire Article
Entertainment |