Jakarta, CNN Indonesia --
Lagi-lagi desainer keluar dari rumah mode besar. Véronique Nichanian resmi mengakhiri masa jabatannya sebagai direktur artistik divisi busana pria Hermès setelah 37 tahun.
Kabar ini menandai berakhirnya salah satu masa kepemimpinan terpanjang dalam sejarah rumah mode Prancis. Pun ini sekaligus sebuah bab penting dalam evolusi busana pria modern.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nichanian, yang bergabung dengan Hermès pada tahun 1987, menjadi salah satu figur paling berpengaruh dalam membentuk identitas busana pria merek tersebut.
Ia mengkombinasikan keanggunan klasik dengan kesederhanaan kontemporer yang khas. Nichanian mengungkapkan perasaan campur aduk tentang keputusannya untuk mundur.
"Teman-teman saya mengatakan kepada saya bahwa saya akan meninggalkan pekerjaan terbaik di dunia, namun saya juga berpikir bahwa ini adalah hal yang baik karena ada orang lain yang akan menggantikannya. Saya juga merasa bangga, karena saya pikir saya telah menjawab tantangan tersebut," ujar Nichanian pada Le Figaro.
Selama hampir empat dekade, Nichanian memimpin Hermès dengan pendekatan yang halus dan konsisten, jauh dari hiruk-pikuk mode yang sering berganti arah. Ia menolak godaan tren sesaat dan memilih mengedepankan kualitas, tekstur, serta detail teknik yang menjadi identitas Hermès.
Di bawah arahannya, Hermès menjadi lambang dari busana pria yang understated namun memiliki kekuatan elegan yang mendalam.
Gaya Nichanian sering digambarkan sebagai luxury without noise, kemewahan tanpa kebisingan. Siluetnya bersih, proporsinya sempurna, dan bahannya selalu terbaik: linen, kasmir, kulit, dan sutra diolah dan dikembangkan dengan penghormatan tinggi terhadap tradisi kerajinan tangan.
Dalam setiap koleksi, ia menunjukkan bahwa busana pria tidak harus keras atau kaku, melainkan bisa lembut, sensual, dan penuh karakter.
Peran Nichanian di Hermès penting tidak hanya karena masa kerja dan pertumbuhan link menswear di bawah naungannya, tetapi juga karena konsistensi visinya. Ia berhasil membangun identitas busana pria yang tidak bergantung pada logo, melainkan pada rasa, bahan, dan potongan yang sempurna.
Di era ketika banyak merek mengejar visibilitas digital dan kehebohan runway, Hermès di bawah Nichanian tetap teguh pada prinsip 'quiet luxury' bahkan jauh sebelum istilah itu populer.
Dengan mundurnya Nichanian, Hermès kehilangan sosok yang bukan hanya seorang desainer, tetapi juga penjaga nilai-nilai mendasar rumah mode tersebut: keanggunan, timelessness, dan kelestarian savoir-faire pengerjaan dan konstruksi menswear yang sering dianggap lebih sulit dari lini koleksi womenswear karena terbatasnya kemungkinan variasi.
Sementara itu, koleksi terakhir Nichanian untuk Hermès akan ditampilkan di Paris Fashion Week menswear pada Januari 2026.
Belum ada konfirmasi mengenai siapa yang akan menggantikannya. Namun siapa pun penerusnya, orang ini akan menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan keseimbangan antara keabadian dan pembaruan yang telah menjadi ciri khas Hermès.
(fas/els)