Wakil Walkot: Ada 97 Kasus Perundungan di Kota Bogor Sepanjang 2025

3 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, menemukan setidaknya ada 97 kasus perundungan (bullying) yang terjadi di Kota Hujan itu sepanjang 2025 ini.

Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin mengatakan 97 kasus perundungan itu perlu perlu mendapat perhatian dalam penanganan, karena masalah tersebut dapat merusak mental generasi muda.

Menurut Jenal, kasus perundungan yang terjadi di Kota Bogor tidak hanya terjadi antarsiswa, tetapi juga melibatkan keluarga maupun tenaga pendidik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahaya bullying dapat merusak mental korban dan menghambat penerimaan kurikulum pendidikan saat kegiatan belajar," katanya di Kota Bogor, Jumat (26/9) seperti dikutip dari Antara.

Ia menekankan, edukasi tentang bahaya bullying harus dilakukan secara menyeluruh, baik di lingkungan sekolah maupun keluarga, agar angka kasus tidak terus bertambah.

Jenal mengatakan permasalahan tersebut menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Bogor melalui Satpol PP.

Dia menerangkan mulai tahun jni Pemkot Bogor memiliki Program Satpol PP Sahabat Pelajar 'My Buddy, Stop Bullying' untuk mencegah kasus perundungan.

Program ini merupakan kerja sama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dengan Yayasan Rumah Kedua, sebagai implementasi Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2021 tentang Ketertiban Umum.

"Treatment anti-bullying memang sudah banyak dilakukan. Hari ini Satpol PP bersama Yayasan Rumah Kedua me-launching program anti-bullying sebagai bentuk nyata dari Perda Tibum," ujar Jenal.

Pada pelaksanaannya, para siswa diberikan pengarahan, kemudian diajak untuk memahami bentuk-bentuk perundungan, khususnya verbal yang sering menjadi awal terjadinya kasus.

Kenaikan kasus perundungan

Sementara itu, Ketua Yayasan Rumah Kedua, Dewi Puspasari, mengungkapkan tren perilaku perundungan di lingkungan pendidikan terus meningkat.

Dalam enam tahun terakhir, kasus bullying naik rata-rata 15 persen per tahun meski sosialisasi sudah gencar dilakukan.

"Yang mengkhawatirkan adalah kasus-kasus yang tidak terdata. Bahkan, banyak kasus muncul sejak tingkat sekolah dasar," kata Dewi.

Dewi menambahkan, perundungan yang dilakukan oleh tenaga pendidik juga bisa mencoreng nama baik sekolah sekaligus menciptakan suasana belajar yang tidak sehat.

"Harus ada keberanian untuk bicara, karena sebagian besar kasus biasanya berawal dari bullying," ujarnya.

(antara/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |