100 Bayi Prematur di Gaza Kritis Imbas Kondisi RS yang Nyaris Kolaps

8 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Lebih dari 100 bayi prematur di Jalur Gaza dalam kondisi kritis, lantaran rumah sakit tempat mereka dirawat kini mengalami krisis bahan bakar imbas pengepungan Israel

Dua rumah sakit terbesar di Gaza yakni Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, melaporkan kondisi darurat pada Rabu (10/7), seiring terus berlanjutnya gempuran Israel dalam 24 jam terakhir. 

Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Muhammad Abu Salmiyah, mengatakan lebih dari 100 bayi prematur dan sekitar 350 pasien cuci darah kini berada dalam situasi yang sangat kritis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Stasiun oksigen akan berhenti. Laboratorium dan bank darah tidak bisa berfungsi. Unit darah di lemari pendingin akan rusak. Rumah sakit ini akan berubah dari tempat penyembuhan menjadi 'kuburan' bagi semua yang ada di dalam," ujar Abu Salmiyah dalam keterangannya, seperti dikutip Al Jazeera.

Dia juga menuding Israel hanya memberikan pasokan bahan bakar "setetes demi setetes". Departemen Hemodialisa di RS Al-Shifa bahkan telah ditutup, demi hemat listrik untuk Unit Perawatan Intensif dan ruang operasi yang tak boleh mati listrik sedetik pun.

Rumah Sakit masuki 'jam-jam terakhir'

Sementara itu di Khan Younis, Rumah Sakit Nasser menyebut pihaknya sudah memasuki "jam-jam terakhir yang krusial" akibat krisis bahan bakar yang makin memburuk.

"Dengan indikator bahan bakar mendekati nol, para dokter tengah berjuang menyelamatkan nyawa dalam perlombaan melawan waktu, kematian, dan kegelapan," demikian pernyataan resmi rumah sakit.

Juru bicara Rumah Sakit Nasser, Mohammed Sakr, mengatakan rumah sakit membutuhkan 4.500 liter bahan bakar per hari untuk tetap berfungsi, namun kini hanya tersisa 3.000 liter, cukup untuk bertahan 24 jam.

Sakr menggambarkan kondisi sedih di ruang bedah, di mana para staf harus bekerja tanpa listrik maupun pendingin udara. 

"Semua alat dimatikan. Tidak ada AC, tidak ada kipas. Keringat staf medis menetes ke luka pasien, meningkatkan risiko infeksi," kata seorang dokter dalam video yang beredar di media sosial.

Sistem kesehatan Gaza hampir runtuh

Serangan Israel sejak Oktober 2023 telah menghancurkan sistem kesehatan Gaza.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga Mei 2024 hanya 19 dari 36 rumah sakit di Gaza yang masih beroperasi secara parsial. Sebanyak 94 persen fasilitas kesehatan telah rusak atau hancur, dan lebih dari 600 serangan terhadap rumah sakit telah terjadi.

WHO juga mencatat lebih dari 1.500 tenaga kesehatan tewas, dan 185 lainnya ditahan oleh militer Israel.

"Sektor kesehatan Gaza kini sudah bertekuk lutut," kata WHO.

"Rumah sakit kekurangan bahan bakar dan obat-obatan, sementara jumlah korban terus berdatangan."

Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan sebanyak 57.575 warga Palestina dan melukai 136.879 lainnya.

(zdm/dna/bac)

Read Entire Article
Entertainment |