Jakarta, CNN Indonesia --
Cerita inspiratif merupakan bentuk narasi yang mempunyai tujuan untuk memberi inspirasi kebaikan kepada banyak orang yang membaca atau mendengarnya.
Ada banyak contoh cerita inspiratif, seperti kisah B. J. Habibie, Laskar Pelangi, Merry Riana, dan lain sebagainya. Cerita-cerita tersebut umumnya memiliki struktur unik yang membuatnya beda dari cerita umumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengetahui lebih jelasnya, berikut pengertian, struktur, serta contoh kisah inspiratif yang dapat dipelajari untuk lebih memahaminya.
Pengertian dan struktur cerita inspiratif
Sebelum membaca contoh cerita inspiratif, penting untuk mengetahui penjelasan dan struktur dari cerita inspiratif.
Merujuk buku Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, cerita inspiratif adalah bentuk narasi yang lebih bertujuan memberi inspirasi kebaikan kepada banyak orang.
Cerita yang baik dapat menggugah perasaan, memberi kesan yang mendalam bahkan dalam tingkat yang lebih tinggi mampu membuat seseorang berjanji pada dirinya untuk menjadi seperti yang dibacanya.
Ada lima struktur cerita inspiratif, yakni:
- Orientasi: Pengantar cerita
- Perumitan peristiwa: Kisah tokoh dan peristiwa menuju ke puncak cerita atau konflik
- Komplikasi: Puncak cerita, tempat kisah yang menjadi inspirasi
- Resolusi: Peristiwa menyadarkan tokoh tentang kebaikan
- Koda: Penutup cerita berisi kesimpulan dan pesan moral
Contoh kisah inspiratif yang menarik
Melansir dari buku Pasti Bisa Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX oleh Tim Ganesha Operation dan beragam sumber lainnya, berikut adalah contoh kisah inspiratif yang menarik beserta strukturnya:
1. "Langkah Kecil Pak Darto"
Orientasi:
Pak Darto adalah seorang pensiunan guru SD yang tinggal di desa terpencil. Sejak pensiun, ia mengisi waktu dengan berkebun dan membantu warga sekitar.
Perumitan masalah:
Suatu hari, sekolah tempat ia dulu mengajar nyaris ditutup karena kekurangan murid. Banyak anak berhenti sekolah karena akses sulit dan kurangnya motivasi.
Komplikasi:
Pak Darto merasa terpanggil. Meski sudah tua dan tak lagi digaji, ia mulai mengajar anak-anak di rumahnya. Ia bahkan menjemput mereka satu per satu.
Resolusi:
Usahanya menarik perhatian warga dan media. Pemerintah pun membangun jalan baru dan memperbaiki fasilitas sekolah.
Koda:
Kini, sekolah itu kembali ramai. Pak Darto membuktikan bahwa satu langkah kecil bisa membawa perubahan besar.
2. "Mimpi di Tengah Ladang Garam"
Orientasi:
Rina adalah anak petani garam di Madura. Sejak kecil, ia bercita-cita menjadi dokter, meski keluarganya miskin.
Perumitan masalah:
Ayahnya sakit dan tidak bisa bekerja. Rina harus membantu di ladang garam sepulang sekolah. Ia hampir putus asa dan berpikir untuk berhenti sekolah.
Komplikasi:
Namun, seorang guru melihat potensinya dan membantu mencarikan beasiswa. Rina harus pergi ke Surabaya seorang diri.
Resolusi:
Dengan tekat dan kerja keras, Rina lulus dari fakultas kedokteran dan kembali ke desanya untuk membuka klinik gratis.
Koda:
Rina membuktikan bahwa asal punya mimpi dan semangat, tidak ada yang mustahil.
3. "Warung Kopi di Sudut Kota"
Orientasi:
Andi, mantan narapidana kasus pencurian, ingin memperbaiki hidup setelah keluar dari penjara.
Perumitan Masalah:
Namun, tak ada yang mau mempekerjakannya. Ia mengalami diskriminasi dan hampir kembali ke jalan lama.
Komplikasi:
Dengan uang pinjaman dari sahabat lamanya, Andi membuka warung kopi kecil. Awalnya sepi dan sering dicemooh.
Resolusi:
Ia terus berinovasi-membuat kopi racikan sendiri dan mengadakan diskusi mingguan. Warungnya mulai ramai dan menjadi tempat favorit anak muda.
Koda:
Warung kopi itu kini menjadi simbol perubahan. Andi membuktikan bahwa masa lalu tak menentukan masa depan.
4. "Sang Penjahit yang Terbang ke Paris"
Orientasi:
Maya, penjahit rumahan dari Bandung, biasa menjahit baju pesanan warga sekitar dengan mesin jahit peninggalan ibunya.
Perumitan Masalah:
Suatu hari, suaminya di-PHK, dan Maya menjadi tulang punggung keluarga.
Komplikasi:
Maya mulai menjual desainnya di media sosial. Salah satu desain viral dan menarik perhatian desainer dari Prancis.
Resolusi:
Ia diundang mengikuti ajang mode di Paris. Maya sempat ragu karena belum pernah ke luar negeri, tapi didorong keluarga, ia berangkat.
Koda:
Kini Maya memiliki merek busana sendiri dan memberdayakan ibu-ibu penjahit di kampungnya. Dari rumah kecil, ia menembus panggung dunia.
5. "Pelita di Tengah Banjir"
Orientasi:
Bayu adalah siswa SMA yang tinggal di daerah rawan banjir di Semarang.
Perumitan Masalah:
Suatu malam, banjir besar melanda. Rumah-rumah terendam, listrik padam, dan akses pendidikan terhenti.
Komplikasi:
Alih-alih menyerah, Bayu mengumpulkan anak-anak di musala untuk belajar menggunakan senter dan lilin. Ia salin materi dari buku dan mengajar adik-adik kelasnya.
Resolusi:
Aksinya viral. Ia diberi penghargaan oleh pemerintah daerah dan menerima beasiswa penuh.
Koda:
Bayu membuktikan bahwa semangat belajar tak bisa dipadamkan air sebesar apa pun.
6. "Kata-Kata yang Meninggalkan Luka"
Ada seorang anak laki-laki yang cerdas, berbakat, dan rupawan. Namun, ia sangat egois dan mudah marah sehingga tidak ada yang mau menjadi temannya. Ketika marah, ia mengumbar kata-kata yang menyakitkan kepada orang-orang di sekitarnya.
Orang tua sang anak sangat cemas dengan anaknya yang mudah marah itu. Mereka berpikir apa yang harus dilakukan untuk mengubah anaknya. Suatu hari, sang ayah mendapat ide, ia memanggil anaknya dan memberi palu serta sekantong paku kepada anaknya.
"Setiap kamu marah, ambil paku dan tancapkan ke pagar tua depan rumah kita sekeras mungkin," kata sang ayah anak itu.
Pagar kayu itu ternyata sangat keras, palu yang digunakan cukup berat. Namun karena anak itu begitu beringas, pada hari pertama ia sudah menancapkan 37 paku.
Hari demi hari, minggu demi minggu, jumlah paku yang ditancapkan makin lama makin berkurang. Setelah beberapa waktu, anak itu mulai paham bahwa menahan amarah itu lebih mudah daripada menancapkan paku ke pagar.
Kemudian, anak laki-laki itu tidak memerlukan palu dan paku. Ia telah belajar menahan amarah dengan baik. Lalu dia datang kepada ayahnya dan bercerita tentang keberhasilannya menahan amarah.
"Sekarang setiap saat, jika mampu menahan amarah dalam sehari, cabut paku yang sudah tertancap di pagar," ucap sang ayah.
Sekian waktu berlalu, sang anak bangga sebab semua paku tercabut dan hilang semuanya. Saat dia mendatangi ayahnya dan menceritakannya, ia menawarkan untuk merapikan dan merawat pagar.
"Kamu sudah berhasil, Nak, tetapi coba perhatikan lubang bekas paku itu. Pagar itu tidak akan bisa menjadi seperti semula, karena sudah cacat.
Hal yang sama terjadi saat kamu menyakiti orang dengan ucapanmu. Kata-kata meninggalkan bekas luka di hati sama halnya lubang bekas paku di pagar.
Artinya, kita harus memperlakukan setiap orang dengan rasa sayang dan hormat, sebab meski telah memohon maaf dan dimaafkan, luka di hati tidak akan pernah hilang.
7. "Kentang, Telur, dan Biji Kopi"
Seorang anak mengeluh kepada ayahnya bahwa hidupnya menderita. Dia lelah terus berjuang setiap saat dan tidak tahu harus bagaimana lagi. Masalah seperti tidak ada habisnya datang silih berganti. Satu masalah selesai, kemudian muncul lagi masalah lainnya.
Sang ayah, yang merupakan juru masak, membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air dan meletakkannya di atas api. Setelah air dalam ketiga panci itu mulai mendidih, dia meletakkan kentang di panci pertama, telur di panci kedua, dan bubuk kopi di panci ketiga.
Lalu duduk kembali dan menunggu tanpa berkata sepatah kata kepada putrinya. Sang anak menggerutu dan menunggu dengan tidak sabar, menduga-duga yang dikerjakan ayahnya.
Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Dia mengambil kentang dan meletakkannya ke dalam mangkuk. Dia juga mengambil telur dan meletakkannya pada mangkuk. Selanjutnya ia mengambil rebusan air kopi dan dimasukkan ke dalam cangkir. Kemudian ia menoleh ke arah putrinya dan bertanya.
"Nak, apa yang kamu lihat?" tanya sang ayah.
"Kentang, telur, dan kopi," si anak dengan cepat menjawab.
"Lihat lebih cermat. Pegang kentang itu," kata ayahnya.
Sang anak melakukannya dan kentangnya sudah empuk. Lalu ia diminta mengupas telur yang telah keras dan matang direbus, dan menghirup aroma kopi yang harum hingga membuatnya tersenyum.
"Ayah, apa maksud semua ini?" tanya si anak.
Sang ayah lalu menjelaskan bahwa kentang, telur, dan kopi menghadapi tantangan yang sama, yaitu air mendidih. Namun masing-masing bereaksi berbeda.
Kentang yang keras setelah masuk ke dalam air mendidih berubah menjadi lembut dan lemah. Telur yang rapuh, yang hanya dilapisi cangkang tipis saat dimasukkan ke dalam air mendidih berubah isinya menjadi keras.
Sementara biji kopi yang digiling setelah dimasukkan ke dalam air mendidih berubah menjadi sesuatu yang baru.
"Yang mana kamu? Saat tantangan dan kesulitan mengetuk pintumu, bagaimana tanggapanmu? Apakah kamu kentang, telur, atau biji kopi?"
"Anakku, dalam hidup ini segala sesuatu terjadi di sekitar kita. Akan tetapi, kitalah yang menentukan akan menjadi apa, menjadi lemah, lebih kuat, atau menjadi sesuatu yang baru. Kamu pilih mana?" tanya sang ayah.
8. "Semangat dan Kesetiakawanan"
Namanya adalah Yuni, usianya 13 tahun. Kisah hidup Yuni begitu menarik perhatian. Di usianya yang relatif sangat muda, anak dari Desa Pabuaran, kecamatan Majasari, ini sudah harus menghadapi ujian hidup yang cukup berat.
Pada saat duduk di kelas empat SD, bagian bawah badannya mendadak lumpuh. Kakinya tidak bisa lagi menumpu tubuhnya. Sejak saat itu, kehidupan Yuni berubah drastis.
Yuni yang sebelumnya lincah, kini tidak bisa lagi berjalan kaki ke sekolah. Tongkat penyangga tidak juga dapat membantunya.
Namun, semangat juara pertama lomba MIPA se-Pandeglang ini tidak padam oleh keterbatasan fisik. Tiap hari dengan dibopong, dia tetap ke sekolah.
Ada dua teman yang setia membantu menggendong Yuni di punggung mereka secara bergantian. Mereka adalah Yanti dan Dina, dua sahabat Yuni sejak kelas satu SD. Mereka dengan setia menggendong Yuni saat pergi dan pulang sekolah.
Bagi teman-teman sekolahnya yang berbeda kelas, kehadiran Yuni yang selalu digendong di punggung itu menjadi tontonan yang menarik. Hal itu menjadi bahan ejekan mereka.
Yuni pernah merasa tidak tahan dan mogok sekolah, tetapi dengan dukungan dan dorongan semangat dari teman-teman sekelasnya membuat Yuni kembali bersekolah. Tidak hanya itu, Yuni bahkan menunjukkan prestasi dengan dua kali menjuarai kompetisi MIPA se-Banten.
Kisah Yuni dan dua sahabatnya Yanti dan Dina merupakan persahabatan yang tulus yang akan mampu mengatasi beban dan hambatan sebesar apa pun.
Demikian adalah tujuh contoh cerita inspiratif yang menarik yang dapat menjadi referensi dalam menulis. Semoga bermanfaat.
(sac/juh)