AI Diklaim Dorong Industri Tambang Kian Efisien, Bagaimana Caranya?

4 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Kemajuan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT) saat ini mulai dapat diandalkan di sektor industri pertambangan. Bagaimana caranya?

Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Muhammad Danny Buldansyah mengatakan salah satu kehadiran AI adalah mendorong efisiensi proses bisnis pertambangan. Salah satu efisiensi yang bisa dilakukan adalah penghematan waktu saat dalam fase eksplorasi.

"Biaya eksplorasi itu mahal banget. Kenapa biaya eksplorasi mahal? Karena setelah ambil sampel, dites, nunggu, ambil sampel lagi, tes, ambil sampel lagi, gali lagi. Ini sekarang nunggunya itu jauh lebih sebentar," ujar Danny dalam sesi diskusi di Kantor Indosat, Jakarta, Rabu (23/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan proses ini dengan GPU yang ada sekarang, jauh lebih cepat. Waktu ini bisa diperpendek," imbuhnya.

Danny menjelaskan kelebihan AI adalah kemampuannya untuk belajar dari data-data yang diinput ke dalamnya. Dalam kasus ini, AI bisa mempelajari data-data yang telah didapatkan dari eksplorasi sebelumnya yang menjadi acuan dalam eksplorasi berikutnya.

Selain fase eksplorasi, implementasi AI dan IoT juga bisa dilakukan di fase operasional, khususnya dalam sisi keselamatan. Pasalnya, aktivitas pertambangan memiliki sederet potensi kecelakaan, mulai dari yang melibatkan alat berat hingga potensi kebakaran.

"AI ini akan sangat-sangat membantu kita dalam memitigasi banyak risiko-risiko yang berhubungan dengan mining," tuturnya.

Danny mencontohkan bagaimana teknologi AI dapat diterapkan untuk mencegah kebakaran di smelter. Sistem yang digunakan di smelter bisa diberi sejumlah parameter yang membuatnya berhenti beroperasi.

Parameter-parameter yang bisa dimasukkan adalah tanda terjadinya kebakaran di lokasi smelter, seperti peningkatan suhu. Selain itu, parameter lain seperti aktivitas yang berpotensi memicu kebakaran juga bisa dimasukkan sebagai langkah preventif, seperti human error atau aktivitas merokok di sekitar area yang dilarang.

Lebih lanjut, Danny mengatakan bisnis pertambangan memiliki proses yang cukup kompleks dari hulu ke hilir. Implementasi teknologi yang sesuai di setiap proses bisnis bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas dari sebuah tambang.

Misalnya, sebuah dump truck yang digunakan untuk mengangkut hasil tambang bermasalah karena sesuatu. Operasi dump truck yang berhenti membuat perusahaan tersebut kehilangan potensi keuntungan.

Hal semacam ini bisa dimitigasi dengan melakukan pemeliharaan aset secara berkala. Untuk mendapatkan waktu yang tepat dalam melakukan pemeliharaan aset, AI bisa digunakan untuk membuat timeline pemeliharaan berdasarkan data historis yang telah ada.

"Makanya mereka sangat concern sekali mengenai bagaimana memiliki monitoring terhadap aset-aset baik secara fisik maupun secara sumber daya manusia," kata Danny.

Layanan Indosat

Sebagai perusahaan telekomunikasi, layanan utama yang ditawarkan Indosat kepada perusahaan tambang tentu saja layanan jaringan. Indosat menawarkan jaringan 5G privat dan 5G publik.

Di tambang bawah tanah, Indosat menawarkan sistem Ultra-wide Band yang bisa terhubung dengan smart helmet, body camera, serta wearables watch. Sederet perangkat ini bisa dimanfaatkan untuk memetakan lokasi setiap pekerja tambang yang berada di site bawah tanah.

Pada tambang open pit, Indosat menawarkan smart haulage untuk manajemen armada yang canggih; sistem video analytic untuk Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan; serta solusi drone.

Selain itu, Indosat juga memiliki solusi untuk area smelter seperti manajemen energi dan sistem deteksi gangguan perimeter.

Di sisi data, Indosat memiliki data center dan cloud; dashboard untuk memantau data pertambangan yang bisa dimanfaatkan para eksekutif; hingga Gen AI Legal Analyzer dan ESG Analytics.

Sederet solusi ini akan dipamerkan pada Indonesia AI Day for Mining Industry 2025 di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (24/4). Acara ini akan menyoroti peran penting AI, 5G, IoT, dan otomatisasi dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada di sektor pertambangan, seperti keselamatan kerja, keberlanjutan, efisiensi operasional, dan keamanan aset.

Sesi utama Indonesia AI Day for Mining Industry menghadirkan tokoh-tokoh penting, termasuk perwakilan McKinsey and Company, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, President Director PT Amman Mineral Nusa Tenggara Rachmat Makkasau, dan Dirjen Minerba, Kementerian ESDM Tri Winarno.

(lom/dir)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |