Asosiasi Desak Insentif Mobil Seperti Era Pandemi, Ini Kata Pemerintah

3 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Asosiasi industri otomotif Indonesia kini mulai "menjerit" akibat penurunan kinerja pasar yang berlanjut dan berdampak pada stabilitas bisnis hingga mempengaruhi para pekerja di sektor ini.

Melihat kondisi yang semakin sulit, mereka mendesak pemerintah untuk segera melahirkan kebijakan baru yang dapat menjadi stimulus untuk penjualan, khususnya mobil baru, di dalam negeri. Salah satu kebijakan yang diusulkan adalah penerapan kembali Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PPnBM DTP sempat menjadi 'juru selamat' penjualan mobil di tengah gempuran pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.

Namun, harapan tersebut sepertinya belum akan segera terwujud. Hingga saat ini, pembahasan mengenai kebijakan ini belum juga dibahas di tingkat kementerian, seperti yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum dibahas," singkat Airlangga saat ditanya mengenai desakan pemberlakuan kembali PPnBM DTP di Karawang, Jawa Barat, Kamis (9/10).

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sebelumnya telah mengajukan permintaan kepada pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret guna mencegah semakin meluasnya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sektor otomotif.

Pasalnya, penurunan penjualan kendaraan bermotor yang cukup tajam dalam beberapa bulan terakhir, juga berdampak pada industri komponen nasional. Beberapa pengusaha bahkan terpaksa merumahkan pekerja akibat penurunan permintaan.

Menurut Gaikindo beberapa langkah yang diajukan bertujuan untuk menstimulasi pasar otomotif, terutama kendaraan roda empat. Salah satunya adalah penerapan kembali PPnBM DTP, yang dinilai dapat mendorong penjualan mobil domestik seperti yang terbukti efektif selama pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.

"Kami sudah mengusulkan agar skema PPnBM DTP diterapkan kembali, seperti saat Covid-19, karena terbukti sangat berhasil. Skema ini akan berlaku untuk mobil yang diproduksi dalam negeri dan menggunakan komponen lebih dari 60 persen. Tujuannya, agar harga mobil lebih terjangkau dan produksi kendaraan serta komponennya tetap berkelanjutan," ujar Jongkie Sugiarto, Ketua Gaikindo.

Ia menambahkan bahwa selama pandemi, kebijakan PPnBM DTP mendorong penjualan kendaraan meningkat tajam, yang pada gilirannya juga mengerek pendapatan dari PPN, PPh, BBNKB, dan PKB hingga dua kali lipat.

Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil ritel langsung dari dealer ke konsumen pada September 2025 mengalami penurunan sebesar 4,2 persen, yaitu hanya tercatat 63.723 unit, dibandingkan dengan 66.518 unit yang tercatat pada Agustus 2025.

Meskipun demikian, penjualan mobil secara wholesales, yang mencatat distribusi dari pabrik ke dealer, mengalami kenaikan tipis sebesar 0,5 persen, dari 61.777 unit menjadi 62.071 unit.

Namun, penurunan pasar yang lebih dalam terasa pada penjualan dibandingkan tahun lalu. Pada September 2025, penjualan mobil ritel terjun bebas sebesar 12,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024 yang tercatat 72.601 unit. Wholesales juga mengalami penurunan yang cukup tajam, yaitu 15,1 persen, dibandingkan dengan September 2024.

Secara keseluruhan, penjualan mobil ritel di Indonesia untuk periode Januari hingga September 2025 terkoreksi 10,9 persen, dengan total penjualan 585.917 unit, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024. Sementara itu, penurunan penjualan wholesales tercatat lebih dalam, yaitu 11,3 persen, dengan total penjualan 561.819 unit, dibandingkan tahun sebelumnya.

Kondisi pasar otomotif yang semakin terpuruk ini membuat Gaikindo dan pelaku industri otomotif lainnya semakin berharap agar pemerintah segera merespons dengan kebijakan yang mampu mendorong pemulihan industri.

Tanpa langkah konkret, ancaman terhadap kelangsungan bisnis otomotif Indonesia, termasuk lapangan kerja, semakin besar.

(ryh/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |