Jakarta, CNN Indonesia --
Bentrokan terjadi saat Rizieq Shihab mengisi ceramah di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Rabu (23/7).
Gerakan Pemuda (GP) Ansor menyesalkan bentrokan yang terjadi antara Ormas Perwakilan Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) dan Front Persaudaraan Islam (FPI) pada peringatan bulan Muharam tersebut.
"Kami mengutuk keras setiap bentuk kekerasan dan penggunaan senjata tajam, khususnya dalam peristiwa di Pemalang. Dalam iklim demokrasi, perbedaan pendapat dapat terjadi kapan saja, namun semua pihak wajib menahan diri dan menjaga suasana damai," ujar Kepala Satkornas Banser Muhammad Syafiq Syauqi dalam pernyataan tertulis, Jumat (24/7).
"Kami mendukung penuh proses hukum yang transparan dan adil. Siapapun yang terbukti melanggar hukum harus ditindak dengan sanksi setimpal. Namun penanganannya harus tetap bijak agar tidak memperuncing konflik di akar rumput," tegas Syauqi.
Dalam kaitan ini, Syauqi mengapresiasi langkah cepat aparat kepolisian dan pemerintah daerah yang segera mengamankan lokasi dan mengevakuasi korban sehingga situasi tidak semakin meluas. Langkah preventif kepolisian disebutnya penting dalam mencegah konflik horizontal berkembang ke wilayah lain.
GP Ansor mendorong agar peristiwa ini dijadikan momentum memperkuat ruang komunikasi antarorganisasi keagamaan. Syauqi menyerukan kepada para kiai, pengasuh pondok pesantren, dan tokoh masyarakat untuk mengambil peran sebagai penyejuk suasana dan mencegah provokasi lebih lanjut.
"GP Ansor siap menjadi fasilitator dialog untuk menghindari disinformasi dan kekerasan berulang. Kita harus memperkuat ukhuwah Islamiyah, bukan memperlebar jurang perpecahan," imbuhnya.
PWI LS hingga kubu Rizieq buka suara
Koordinator Komunikasi Antarwilayah DPP PWI LS, Andi Rustono, menjelaskan bahwa pihaknya telah memberi peringatan agar pengajian itu tak menghadirkan HRS. Hal itu juga dia sampaikan saat pertemuan bersama Kesbangpol pada 16 Juli lalu.
"Sudah ada peringatan dari berbagai pihak, termasuk para kiai lokal yang mendesak Bupati agar HRS tidak dihadirkan. Bahkan, sempat ada pertemuan dengan Dandim dan Polres bersama pengurus pusat, yang menyepakati secara informal bahwa HRS tidak akan berceramah. Tapi kesepakatan itu gagal ditegakkan," kata Andi mengutip detikcom, Kamis (24/7).
Meski begitu, dia menyebut bukan kelompoknya yang memulai bentrokan. Ia menyebut massa PWI LS yang berjumlah sekitar 4.000 orang dari berbagai daerah di Jateng dan Jatim datang untuk menyampaikan aspirasi secara damai.
"Kami tidak bawa senjata tajam. Kalau pun ada yang bawa kayu, itu hanya pentungan untuk jaga diri karena di pinggir sawah banyak balok kayu. Tapi serangan awal itu dari kubu yang berpakaian putih, mereka melempar batu duluan, lalu terjadi chaos," jelasnya.
Dia meminta aparat memproses semua pihak yang terlibat dalam kericuhan tersebut. Andi juga mendesak pemerintah untuk tidak tinggal diam dan menindak kelompok yang dinilainya kerap memprovokasi dan memecah belah masyarakat dengan dalih agama.
"Kami sedang mempertanyakan kembali ke-Indonesia-an kita. Ini bukan soal acara pengajian semata, ini soal ceramah yang selalu provokator, ujar kebencian, pembelokan sejarah dan budaya yang dilakukan secara masif dan struktural oleh mereka. Negara tidak boleh absen," tegasnya.
Sementara itu, kuasa hukum Rizieq, Azis Yanuar mengatakan peristiwa bermula saat rombongan Imam besar Habib Rizieq Shihab (IB HRS) tiba di lokasi acara sekitar pukul 22.00 WIB dan lewat depan panggung.
Namun, rombongan Rizieq kemudian diadang aparat kepolisian. Mereka kemudian mengarahkan rombongan untuk lewat jalur di belakang panggung.
"Tapi Komandan Tim Pengawalan IB HRS menolak dan sempat berdebat dengan polisi. Argumen Tim Pengawalan IB HRS adalah bahwa jalur depan panggung sudah disterilkan oleh panitia dan warga. Akhirnya IB HRS lewat depan panggung dan aman, lalu mengisi ceramah dengan sukses dan berkah" tutur Azis saat dikonfirmasi, Kamis (24/7).
Azis mengungkapkan di belakang panggung ternyata sudah dikuasai oleh ormas PWI-LS. Mereka menunggu di sana untuk mengadang Rizieq.
"Akhirnya panitia dan warga yang ada di jalur belakang panggung bentrok dengan PWI-LS. Dan PWI-LS berhasil dipukul mundur dari jalur tersebut," ucap dia.
Azis menyebut bentrokan berhasil diredam oleh kepolisian. Namun, sejumlah orang dilaporkan luka-luka akibat bentrokan tersebut.
"Namun alhamdulillah setelah itu polisi melindungi warga dan panitia meski sebelumnya telah terjadi bentrok dan membuat pihak warga dan panitia serta PWI-LS luka luka karena bentrok," ujarnya.
Sebelumnya, polisi mencatat 15 orang yang menjadi korban dalam bentrokan saat Rizieq Shihab mengisi ceramah di Pemalang.
Rinciannya, empat anggota Polri, sembilan orang dari ormas Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) dan dua orang dari Front Persaudaraan Islam (FPI). Polisi kini masih memburu provokator bentrokan tersebut.
Baca berita lengkapnya di sini.
(tim/dal)