Boeing Proyeksi RI Butuh 600 Pesawat Baru hingga 2045

4 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Produsen pesawat terbang asal Amerika Serikat (ASBoeing memperkirakan Indonesia membutuhkan lebih dari 600 pesawat baru hingga 2045.

Managing Director Regional Marketing Boeing Dave Schulte mengatakan ratusan armada itu diperlukan untuk memenuhi lonjakan permintaan perjalanan udara. Selain itu, Indonesia membutuhkan armada-armada baru untuk menggantikan armada yang ada saat ini. 

"Kalau Indonesia ingin mencapai kapasitas rata-rata kawasan Asia Tenggara, maka dibutuhkan sekitar 600 pesawat tambahan dalam jangka dekat," ujar Schulte dalam jumpa pers Boeing Commercial Market Outlook (CMO) 2025-2044 di Menara Astra, Jakarta Pusat, Rabu (27/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia Menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan mencapai rata-rata hampir 5 persen per tahun. Sementara itu, pertumbuhan lalu lintas penumpang diproyeksikan sekitar 7 persen setiap tahun.

Angka ini, ucapnya, menempatkan Indonesia dan Asia Tenggara sebagai salah satu pasar penerbangan dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

Dave menghitung saat ini Indonesia memiliki sekitar 480 pesawat yang beroperasi. Namun, armada tersebut tergolong tua dengan rata-rata usia mendekati 15 tahun, tertinggi di kawasan.

Dalam skala Asia Tenggara, Boeing memproyeksikan kebutuhan 4.885 pesawat baru hingga 2044. Sekitar 80 persen merupakan kategori lorong tunggal seperti Boeing 737.

Dari jumlah tersebut, lebih dari 1.200 unit akan digunakan untuk mengganti pesawat lama, sedangkan sisanya untuk mendukung pertumbuhan jumlah penumpang yang terus meningkat.

"Setiap pesawat generasi baru yang masuk dapat mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 25 persen dan meningkatkan efisiensi maskapai," tutur Schulte.

Schulte menambahkan faktor demografi dan ekonomi Indonesia juga menjadi pendorong. Jumlah penduduk diperkirakan naik dari 284 juta jiwa pada 2024 menjadi 316 juta pada 2044.

Pertumbuhan kelas menengah yang mencapai 3 persen per tahun, serta kelas menengah atas sekitar 8 persen per tahun, diperkirakan akan meningkatkan daya beli masyarakat untuk perjalanan udara.

Selain pasar domestik, potensi internasional juga terbuka lebar.

Data Asosiasi Maskapai Asia Pasifik (APA) menunjukkan satu dari empat penumpang internasional di ASEAN berasal dari Indonesia. Namun, pertumbuhan penerbangan jarak jauh justru lebih banyak ditopang maskapai asing.

"Pada 2025, maskapai Indonesia menguasai 40 persen penerbangan jarak jauh. Sekarang porsinya turun menjadi sekitar seperempat," ujar Schulte.

Tren tersebut, menurut Schulte, menunjukkan peluang besar bagi maskapai nasional untuk memperluas jaringan internasional.

Sementara itu, sektor pariwisata diperkirakan tetap menjadi kontributor penting dengan menyerap sekitar 12 juta tenaga kerja pada 2024 dan menyumbang lebih dari 5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

[Gambas:Video CNN]

(del/dhf)

Read Entire Article
Entertainment |