Bos Danantara Minta Istri Pejabat BUMN Tak Cawe-cawe Urusan Kantor

3 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Chief Operation Officer Danantara Indonesia Dony Oskaria meminta pejabat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengubah budaya kerja, termasuk tidak melibatkan istri dalam urusan kantor dan tidak bermain golf di hari kerja.

"Saya tidak suka direksi yang menghabiskan waktu bermain golf di hari kerja, karena itu memberikan persepsi buruk kepada masyarakat, dan juga saya tidak ingin istri direksi terlibat dalam urusan kantor, seperti menentukan dekorasi atau acara, karena kantor bukan warisan keluarga," ujar Dony dalam keterangan resminya yang disampaikan dalam diskusi bersama Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komunikasi (IKA Fikom) Universitas Padjadjaran di Hutan Kota Plataran GBK, Jakarta Selatan, Rabu (18/6).

Ia menjelaskan terdapat lima prinsip kerja yang diterapkan kepada jajaran direksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelima prinsip itu adalah tidak boleh berutang budi, tidak bekerja di bawah tekanan, tidak bermain golf di jam kerja, tidak menggunakan protokol atau ajudan secara berlebihan, serta tidak mencampurkan urusan keluarga dalam operasional perusahaan.

"Dan kini saya senang lihat direksi BUMN kini datang ke saya untuk rapat tanpa ajudan. Ini budaya kerja baru yang profesional," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dony juga menjelaskan posisi Danantara sebagai badan pengelola investasi yang berbasis pada return dari pengelolaan BUMN, bukan pada dana operasional atau aset perusahaan negara.

Ia menegaskan model Danantara berbeda dengan Sovereign Wealth Fund (SWF) negara lain, karena tidak mengelola kelebihan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), melainkan hasil dari kinerja BUMN.

Model ini, menurutnya, serupa dengan yang dijalankan Temasek di Singapura.

Dony menjelaskan Danantara memiliki dua entitas utama, yakni Danantara Asset Management untuk pengelolaan BUMN, dan Danantara Investment Management untuk pengelolaan investasi.

Pemisahan fungsi ini disebut sebagai langkah mitigasi risiko dan pencegahan penyalahgunaan seperti yang terjadi dalam kasus 1MDB.

Ia juga menyinggung belum adanya mekanisme antar-BUMN untuk saling membantu meski berada dalam satu ekosistem negara.

"Telkomsel untung besar, tapi tak bisa bantu Indofarma yang kesulitan gaji Rp3 miliar. BRI laba Rp60 triliun, tapi tak ada mekanisme membantu," ujarnya.

Dony menyebut berkat konsolidasi, dividen BUMN yang saat ini mencapai Rp150 triliun telah melampaui target APBN sebesar Rp98 triliun.

Dana tersebut, menurutnya, bisa digunakan untuk memperkuat perusahaan negara tanpa perlu melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN) yang memakan waktu.

Ia menegaskan komitmen Danantara terhadap transparansi dan keterbukaan informasi.

"Kami ingin Danantara dipahami publik dengan jelas. Tidak ada yang perlu ditutupi, semua fine untuk dikomunikasikan secara terbuka," ujar Dony.

[Gambas:Video CNN]

(del/sfr)

Read Entire Article
Entertainment |