BYD Ditolak Bangun Pabrik Mobil Listrik di Meksiko

9 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Rencana pabrikan mobil listrik asal China, BYD, membangun pabrik baru di Meksiko kandas. Pemerintah Meksiko menolak proposal BYD karena khawatir pembangunan fasilitas itu akan memperkeruh hubungan dagang dengan Amerika Serikat.

Dikutip dari Nikkei Asia, BYD sebelumnya dikabarkan tengah menyiapkan investasi besar, dengan estimasi nilai proyek serupa pabrik barunya di Brasil yang menelan dana sebesar 5,5 miliar real atau sekitar US$1 miliar.

Lokasi pabrik di Meksiko pun sempat mengerucut ke tiga kandidat, dengan salah satu kawasan di utara yang dekat dengan perbatasan AS menjadi opsi terkuat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pabrik ini rencananya akan memproduksi mobil untuk pasar Amerika Latin dan menyerap sekitar 10 ribu tenaga kerja. Bahkan, pada Mei 2024 lalu, BYD menggelar peluncuran model terbarunya secara besar-besaran di Mexico City, menandai ekspansi serius mereka di kawasan tersebut.

Trump curiga BYD niat susupkan mobil ke AS

Namun, otoritas Meksiko menolak menyediakan lahan publik serta insentif pajak dan subsidi untuk proyek tersebut. Penolakan ini muncul di tengah tekanan dari pemerintah AS, terutama setelah Donald Trump kembali menjabat sebagai presiden dan memperketat retorika soal aktivitas industri China di Meksiko.

Trump sempat menuding China memanfaatkan Meksiko untuk menyusupkan produk otomotif ke pasar AS. Meski BYD bersikeras bahwa pabrik itu ditujukan untuk pasar Amerika Latin, kekhawatiran politik tetap membayangi.

Presiden Meksiko yang baru, Claudia Sheinbaum, juga mengambil langkah hati-hati. Ia menegaskan prioritas pemerintahnya adalah menjaga kesepakatan dagang trilateral dalam US-Mexico-Canada Agreement (USMCA) dan enggan memberikan kesan berpihak pada perusahaan China.

Pada Maret lalu, Sheinbaum bahkan menyebut bahwa BYD belum mengajukan proposal resmi. Di saat bersamaan, pemerintah Meksiko memperketat sikap terhadap produk asal China, mulai dari pengenaan bea masuk hingga penindakan terhadap barang impor ilegal.

Tak hanya dari pihak Meksiko, rencana pembangunan pabrik ini juga terganjal dari dalam negeri. Pemerintah China dilaporkan menunda persetujuan proyek tersebut karena khawatir potensi kebocoran teknologi dari perusahaan kendaraan listrik terbesarnya itu.

Dengan Trump menjabat hingga 2029 dan Sheinbaum hingga 2030, peluang BYD mendirikan pabrik di Meksiko tampaknya tertutup untuk sementara waktu.

Penjualan BYD naik di Amerika Latin

Meski begitu, BYD tetap agresif memperluas pasarnya di Meksiko. Tahun lalu, penjualan mereka melonjak hampir 100 kali lipat hingga mencapai 40 ribu unit, termasuk model plug-in hybrid. Angka ini mendekati capaian merek-merek Jepang seperti Honda dan Suzuki.

Tahun ini, BYD menargetkan penjualan di Meksiko bisa naik dua kali lipat. Mereka terus memperluas jaringan dealer dan baru-baru ini untuk pertama kalinya mengirim kapal pengangkut mobil ke negara itu, dengan total 5.000 unit yang didistribusikan ke pelabuhan di negara bagian Sinaloa dan Michoacan.

Di sisi lain, BYD meresmikan produksi pertamanya di pabrik baru mereka di Brasil pada 1 Juli lalu. Pabrik ini diproyeksikan mempekerjakan sekitar 20 ribu orang dan akan memproduksi mobil listrik dan plug-in hybrid.

Namun proyek di Brasil pun tak lepas dari kontroversi. Desember lalu, Kementerian Tenaga Kerja Brasil sempat memerintahkan penghentian proyek karena pelanggaran kondisi kerja.

BYD lalu menghentikan kontrak dengan kontraktor asal China dan mengizinkan para pekerja kembali ke negaranya, sebelum pembangunan dilanjutkan dengan standar yang lebih baik.

Penjualan mobil BYD di Brasil sendiri terus tumbuh. Selama Januari hingga Mei 2025, penjualan mereka naik 46 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi 39.575 unit. Pada bulan Mei, BYD bahkan menduduki posisi keempat di pasar otomotif Brasil dengan pangsa pasar 9,7 persen.

(job/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |