Cerita Warga Pulau Seram Jalan Kaki 12 Jam Demi Rayakan Waisak

3 hours ago 1

Ambon, CNN Indonesia --

Warga penghuni pedalaman Pulau Seram, Maluku merayakan Hari Raya Waisak 2569 BE di Vihara Swarna Giri Tirta di kawasan puncak Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku, Senin (12/5).

Untuk merayakan Waisak, mereka harus menempuh perjalanan kaki selama 12 jam. Mereka melewati lembah dan gunung demi merayakan Waisak.

Mereka tinggal di 'Yamatitam' sebuah perkampungan kecil di pedalaman pulau Seram, Kabupaten Seram Bagian, Barat, Maluku.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kira-kira 12 jam jalan kaki, itu kalau kami yang jalan. Kalau warga lain bisa sampai sehari,"ujar seorang warga, Metam Kohonusam saat ditemui CNNIndonesia com, Senin (12/5).

Metam mengatakan warga Yamatitam yang ikut beribadah Waisak berjumlah sekitar 32 orang. Meraka terdiri dari laki-laki dan perempuan remaja hingga orang tua. Metam mengaku mereka baru pertamakali merayakan Waisak.

"Kami baru pertamakali merayakan Hari Raya Waisak bersama umat Buddha di Ambon, kami merasa senang dan gembira,"ucapnya.

Lebih lanjut, Metam berkata di kampungnya ada empat suku dan penduduk hanya seratus lebih kepala keluarga (KK) saja. Kampungnya, kata dia masih sengsara dan jauh terpanggang selama kemerdekaan.

Misalnya, akses infrastruktur pembangunan yang belum menikmati. Seperti akses jalan dan jembatan, pendidikan, kesehatan, internet hingga aliran listrik yang memadai. Ia berharap di Hari Raya Waisak 2569 BE mereka bisa sejahtera seperti kampung-kampung lain di Maluku.

Sedana, Acas (30) warga Yamatitam mengaku baru pertamakali merayakan Hari Raya Waisak. Acas mengaku tertarik setelah umat Buddha di Ambon sempat mendatangi kampung mereka.

"Kami ada 32, enam remaja perempuan dan sisanya remaja laki-laki dan orang tua, senang dan gembira, semoga Hari Raya Waisak 2025 bisa membawa kedamaian di Maluku," ujarnya.

Bhikkhu Siriratano Mahathera mengajak warga Yamatitam untuk melestarikan Vihara Swarna Giri Tirta yang dibangun sekitar 30 tahun silam. Tempat suci ini untuk belajar dan berlatih untuk mengembangkan Dharma sang Buddha tersebut.

Dengan begitu, untuk menjaga kelestarian Dharma karena dengan keberadaan sebuah tempat sarana belajar memungkinkan bisa menjadi maksimal.

"Perlengkapan-perlengkapan bisa diadakan sehingga akan muncul para sukarelawan, para cendikiawan, para Budiman, orang-orang ingin mengembangkan kejujuran, bisa dikembangkan disana,"imbuh dia.

Warga Pulau Seram dan umat Buddha di Kota Ambon, Maluku mulai memadati Wihara Swarna Giri Tirta, Senin, (12/5). Dari pantauan CNNIndonesia.com, umat Buddha yang hadir mulai memadati Vihara Swarna Giri Tirta di kawasan puncak Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon pukul 07:00 WIT.

Mereka berkumpul di depan Vihara dan menggelar tradisi ritual 'Pradaksina' atau berjalan kaki mengelilingi Vihara Swarna Giri Tirta sebanyak tiga kali. Setelahnya, mereka menggelar ibadah Waisak yang dipimpin oleh Bhikkhu Siriratano Mahathera dan calon Bhikkhu Samaneri Biru.

Bagi Umat Buddha, Perayaan Hari Raya Waisak 2569 BE jatuh pada Senin, 12 Mei 2025 merupakan momen penting. Terlebih bagi yang merayakannya di Vihara Swarna Giri Tirta, karena mereka menyebut bahwa perayaan kali ini memang dikhususkan untuk berbuat kebijakan kepada sesama.

Untuk tema Waisak tahun ini adalah "Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan, Wujudkan Perdamaian Dunia,". Sementara untuk sub-temannya adalah "Bersatu Mewujudkan Damai Waisak untuk Kebahagian Semua Makhluk."

(fra/sai/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |