Daerah Paling Panas di Indonesia Saat Musim Kemarau 2025

11 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Musim kemarau telah dimulai di sebagian wilayah Indonesia, dengan sebagian besar lainnya masih di masa peralihan. Pada periode ini, sejumlah daerah terpapar udara yang sangat panas, lebih dari 35 derajat Celcius.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut kondisi udara yang terasa panas dan suhu maksimum melebihi 35 derajat Celcius terjadi di sejumlah wilayah Indonesia selama sepekan terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut data BMKG, suhu maksimum tertinggi dalam sepekan terakhir terukur di Stasiun Meteorologi Juanda, Jawa Timur mencapai 37.9 derajat Celcius; di Stasiun Meteorologi Tanah Merah, Papua Selatan sebesar 37 derajat Celcius; dan di Balai Besar MKG Wilayah II Tangerang Selatan mencapai 35,4 derajat Celcius.

BMKG menyebut awal musim kemarau di Indonesia sendiri terjadi secara bertahap, mulai April hingga Juni.

Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut wilayah yang masuk musim kemarau pada April adalah Lampung bagian timur, pesisir utara Jawa Bagian barat, pesisir Jawa Timur, sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Sementara itu, wilayah yang diprediksi akan mengawali musim kemarau pada Mei adalah sebagian kecil Sumatera, sebagian besar Jawa Tengah hingga Jawa Timur, sebagian Kalimantan Selatan, Bali, serta Papua bagian selatan.

Kemudian, wilayah yang baru akan masuk musim kemarau pada Juni adalah sebagian besar Sumatera, sebagian besar Jawa bagian barat, Kalimantan bagian selatan, dan sebagian kecil wilayah Sulawesi dan Papua.

Lebih lanjut, BMKG mengatakan saat ini sebagian besar wilayah Tanah Air masih berada dalam periode peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau.

Dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 29 April-5 Mei 2025, BMKG mengungkap sejumlah wilayah Indonesia masih akan disengat panas terik hingga awal Mei.

Hal tersebut dikarenakan karakteristik masa pancaroba, yakni cuaca terik di siang hari dan hujan lebat di sore hari.

"Perpaduan radiasi matahari yang tinggi, dan kelembaban udara yang juga cukup tinggi, masyarakat tetap waspada terhadap potensi suhu udara yang relatif panas pada pagi hingga siang hari, dan cuaca signifikan pada sore hingga malam hari," tulis BMKG dalam laporan tersebut.

Kondisi ini, kata BMKG, dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti langit yang cerah tanpa banyak awan sehingga pemanasan menjadi maksimal, dan posisi semu Matahari yang saat ini berada di dekat ekuator dan bergeser secara semu ke utara dengan posisi deklinasi terakhir pada 11.2 LU, yang berdampak pada penyinaran Matahari yang lebih optimum ke wilayah Indonesia.

Kondisi ini juga diperparah dengan kecepatan angin yang relatif lemah di beberapa lokasi, sehingga menyebabkan distribusi panas tidak terjadi, dan memperparah akumulasi panas di permukaan.

(lom/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |