CNN Indonesia
Minggu, 20 Apr 2025 06:55 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Universitas Harvard terlibat perselisihan sengit dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Konflik itu bermula usai Harvard menolak mematuhi tuntutan Trump, yang di antaranya meminta kampus menghapus program keberagaman hingga membatasi aktivisme civitas akademika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penolakan ini membuat Trump meradang sampai memutuskan membekukan dana hibah miliaran dolar terhadap Harvard. Selain itu, Trump juga meluncurkan serangkaian aksi baru yang bertujuan menekan universitas ternama ini.
Terlepas dari perlawanan Trump, aksi berani Harvard sendiri dibanjiri dukungan dari banyak universitas serta tokoh-tokoh publik. Mantan Presiden AS Barack Obama termasuk di antara yang mendukung langkah Harvard, dengan menyatakan bahwa perguruan tinggi ini telah menjadi teladan karena berani membela kebebasan akademik.
Berikut tindakan 'gila' pemerintahan Trump terhadap Harvard.
Bekukan dana hibah Rp37 triliun
Pada Senin (14/4), beberapa jam setelah Harvard menolak patuh, Satuan Tugas Gabungan untuk memerangi anti-Semitisme mengumumkan akan membekukan dana hibah Harvard senilai $2,2 miliar atau sekitar Rp37 triliun.
Satuan tugas menyebut pembekuan dilakukan karena kampus tidak berkomitmen untuk mengatasi masalah antisemitisme terhadap mahasiswa Yahudi. Menurut otoritas, antisemitisme di universitas sudah tak bisa ditoleransi mengingat banyaknya kasus dalam beberapa tahun terakhir, terutama pasca agresi Israel di Gaza.
"Sudah waktunya bagi universitas elite untuk menanggapi masalah ini dengan serius dan berkomitmen untuk perubahan yang berarti jika mereka ingin terus menerima bantuan dari pajak negara," demikian pernyataan satuan tugas.
Tuntutan Trump sendiri dirilis setelah sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus di AS menggelar protes pro-Palestina hingga berkemah di lingkungan universitas. Para mahasiswa utamanya mendesak agar kampus menghentikan kerja sama dengan perusahaan terkait Israel sebagai bentuk penolakan atas kekejaman yang dilakukan Israel di Gaza.
Trump sejak awal menilai aksi ini sebagai antisemitisme. Beberapa profesor, mahasiswa, bahkan kelompok Yahudi yang ikut berdemo menyatakan pemerintah AS telah secara keliru mencampuradukkan dukungan kemanusiaan terhadap Palestina dengan antisemitisme.
Bersambung ke halaman berikutnya...