Eksponen 98 Nilai Prabowo Sukses Swasembada Beras di 6 Bulan Pertama

3 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Eksponen Gerakan Mahasiswa 1998, Haris Rusly Moti menilai Presiden Prabowo Subianto sukses dalam membangun kemandirian pangan nasional. Menurut Haris, dalam enam bulan pertama pemerintahannya, Prabowo berhasil membawa sektor pertanian Indonesia menuju capaian yang membanggakan, terutama dalam hal swasembada beras.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi gabah kering giling (GKG) sepanjang Januari-April 2025 mencapai 24,22 juta ton, menghasilkan 13,95 juta ton beras. Sementara itu, kebutuhan konsumsi dalam negeri hanya sekitar 10,37 juta ton.

Dengan surplus produksi ini, kata Haris, Indonesia tak perlu lagi bergantung pada impor beras.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pribadi cukup terharu dengan capaian 6 bulan pemerintahan di sektor pertanian. Dalam waktu yang terbilang singkat itu, kita berhasil mencapai swasembada beras, kita 'kebanjiran'beras dari petani kita sendiri," kata Haris dalam keterangan tertulis, Senin (28/4).

Ia melanjutkan, Pemerintah juga mencatat pencapaian signifikan dalam penyerapan gabah. Sepanjang April 2025, Perum Bulog menyerap 1,4 juta ton gabah petani, melonjak dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 994 ribu ton.

Menurutnya, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) ditetapkan Rp6.500 per kilogram, membuat petani semakin merasakan manfaat dari kenaikan harga tersebut.

Haris menilai keberhasilan ini menjadi bukti bahwa Indonesia di bawah komando Prabowo mampu bertahan dan mandiri dalam sektor pangan di tengah ketidakpastian global akibat perang dagang dan tensi geopolitik yang memanas.

"Kita sedang menghadapi situasi peperangan mengunakan senjata tarif dan currency. Di tengah guncangan dan ketidakpastian situasi geopolitik tersebut, bangsa kita berhasil memulai langkah dengan dasar yang kuat dan arah yang tepat, yaitu membangun kemandirian di sektor pangan," ujar Haris.

Selain itu, ia juga menilai Prabowo berhasil melakukan reformasi dalam distribusi pupuk, dengan menyederhanakan prosedur yang sebelumnya rumit dan melibatkan lebih dari 145 aturan.

Dengan kebijakan baru ini, distribusi pupuk menjadi lebih cepat dan tepat sasaran, yang mendorong produktivitas pertanian yang lebih baik.

Untuk itu, Haris berharap cita-cita Indonesia sebagai lumbung pangan dunia dalam beberapa tahun mendatang dapat diwujudkan. Meski demikian, ia tetap mendorong agar pemerintah juga mengajak pengusaha nasional dan akademisi untuk terlibat dalam riset dan inovasi guna meningkatkan hasil pertanian.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono menjelaskan, saat ini, kebijakan Prabowo sangat berpihak pada petani. Mulai dari pemenuhan pupuk subsidi 100 persen, penetapan harga gabah Rp6.500 per kilogram, serta pengalihan peran Bulog untuk menyerap gabah petani secara langsung.

Bahkan, Sudaryono juga mengungkapkan, Bulog saat ini telah berhasil meningkatkan serapan gabah hingga 2.000 persen dibandingkan tahun lalu. "Semua itu tidak akan terjadi tanpa peran penyuluh sebagai ujung tombak di lapangan," tambah Sudaryono.

Lebih jauh, ia menegaskan bahwa Indonesia kini tidak hanya bisa memperkuat ketahanan pangan dalam negeri, tapi juga siap berkontribusi untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan dunia

"Sebagai Wakil Menteri, tentu saya prioritaskan masyarakat. Tapi kami juga ingin berkontribusi memberi makan dunia," pungkas Sudaryono yang juga Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog itu.

(ory/ory)

Read Entire Article
Entertainment |