Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras naik pada Agustus 2025, baik di tingkat penggilingan, grosir, maupun eceran.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan harga beras di tingkat penggilingan Rp13.596 per kg. Harga itu naik 1,8 persen secara bulanan (mtm) dan naik 6,15 persen secara tahunan (yoy).
"Jika kita pilah berdasarkan kualitas beras di penggilingan, maka beras premium naik 2,32 persen (mtm) atau naik 5,77 persen (yoy). Beras medium naik 1,46 persen (mtm) dan naik 6,58 persen (yoy)," ujar Pudji pada konferensi pers, Senin (1/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, harga beras di tingkat grosir Rp14.292 per kg, naik 0,64 persen secara bulanan dan 5,56 persen secara tahunan. Adapun harga di tingkat eceran naik 0,73 persen (mtm) dan 4,24 persen (yoy) ke level Rp15.393 per kg.
"Harga beras yang kami sampaikan ini merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia," katanya.
Sementara itu, luas panen padi pada Juli 2025 sebesar 0,94 juta hektare atau naik 33,2 persen dibandingkan Juli 2024 yang sebesar 0,7 juta hektare.
"Dengan demikian, luas panen pada sepanjang Januari-Oktober 2025 diperkirakan akan mencapai 10,22 juta hektare atau meningkat 1,09 juta hektare atau 11,90 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024," ujar Pudji.
"Angka realisasi bisa lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan angka potensi, bergantung pada kondisi pertanaman padi pada Agustus-Oktober tahun ini," sambungnya.
Sebelumnya, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) juga mencatat harga beras berbagai kualitas naik dalam deapan bulan pertama tahun 2025.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga tidak menampik ada kenaikan harga beras. Ia mengatakan pemerintah berupaya menurunkan harga melalui operasi pasar.
"Operasi pasar sekarang sudah mencapai kurang lebih hariannya 6.000 ton per hari. Sekarang sudah terjadi penurunan harga, daninsyaAllah ke depan stok kita siapkan ini tertinggi,SPHP, operasi pasar 1,3 juta ton, yang sebelumnya tidak pernah terjadi," kata Amran dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (21/8).
(fby/dhf)