CNN Indonesia
Senin, 01 Sep 2025 15:45 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Kelompok Houthi di Yaman pada Senin (1/9) mengklaim telah menembakkan rudal ke sebuah kapal tanker di Laut Merah, hanya beberapa hari setelah perdana menteri mereka tewas akibat serangan Israel.
Kelompok yang didukung Iran itu menyatakan menargetkan kapal berbendera Liberia, Scarlet Ray, dan mengklaim mengenai sasaran secara langsung. Houthi sebelumnya menenggelamkan dua kapal tanker pada Juli lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, UK Maritime Trade Operations (UKMTO) menyebut serangan itu meleset. Menurut perusahaan keamanan maritim Ambrey, kapal tersebut dimiliki oleh Israel.
UKMTO mengatakan awak kapal melihat cipratan air di dekat kapal mereka dari proyektil tak dikenal dan mendengar ledakan keras. "Seluruh kru selamat dan kapal tetap melanjutkan perjalanannya," demikian pernyataan UKMTO.
Houthi pada Sabtu lalu mengumumkan bahwa perdana menteri mereka, Ahmed Ghaleb Nasser al-Rahawi, bersama sejumlah pejabat lainnya tewas dalam serangan udara Israel dua hari sebelumnya.
Sehari setelah pengumuman itu, menyerbu masuk ke kantor PBB dan menahan sebanyak 11 staf. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyerukan agar para pekerja tersebut segera dibebaskan tanpa syarat.
Utusan PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, mengungkapkan bahwa Houthi sebelumnya sudah menahan 23 personel PBB, sebagian sejak 2021 dan 2023.
Houthi mengklaim penahanan pada Juni 2024 terkait "jaringan mata-mata Amerika-Israel" yang beroperasi dengan kedok organisasi kemanusiaan, tuduhan yang dengan tegas dibantah oleh PBB.
(zdm/bac)