Jakarta, CNN Indonesia --
Baru-baru ini penerbangan di Indonesia dihebohkan dengan seorang pria yang berteriak sambil mengaku ada bom di pesawat. Tidak hanya sekali, pria tersebut tiga kali menyebut "ada bom".
Peristiwa itu terjadi pada 2 Agustus 2025 dalam penerbangan maskapai Lion Air JT-308 rute Jakarta-Kualanamu. Teriakan ada bom dari pria itu menyebabkan penundaan penerbangan selama lebih dari tiga jam.
Akibat perbuatannya itu, pria tersebut akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dan terancam 8 tahun hukuman penjara serta di-blacklist oleh maskapai Lion Air.
Mengucapkan kata "bom" atau bercanda tentang membawa bom di pesawat atau bandara adalah tindakan yang dilarang keras karena membahayakan keselamatan penerbangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan Pasal 437 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, menyampaikan informasi palsu yang mengancam keselamatan penerbangan dapat dikenai pidana penjara paling lama 1 tahun.
Jika tindakan tersebut menyebabkan kecelakaan atau kerugian harta benda, hukuman meningkat hingga 8 tahun penjara, dan jika menyebabkan kematian, pelaku terancam 15 tahun penjara.
Selain sanksi pidana, pelaku dapat dimasukkan ke dalam daftar hitam (blacklist) maskapai, yang melarang mereka terbang dengan maskapai tersebut atau bahkan grup maskapai tertentu, seperti Lion Air Group.
Blacklist penumpang ini bisa bersifat permanen dan berdampak pada catatan kriminal, menyulitkan pelaku dalam urusan seperti pekerjaan atau pengurusan visa.
Sebelumnya, kasus ancaman bom juga terjadi pada 17 Juni lalu, ketika pesawat Saudia Airlines SV-5726 rute Jeddah-Jakarta tengah di udara. Ancaman itu memaksa pesawat melakukan pendaratan darurat di Bandara Kualanamu.
Meski tidak ditemukan bom, insiden ini mengganggu ratusan penumpang. Tindakan seperti ini tidak hanya merugikan maskapai, tetapi juga mengganggu kenyamanan dan keamanan penumpang lainnya.
(wiw)
