CNN Indonesia
Minggu, 12 Okt 2025 12:10 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab fenomena hujan es di Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah.
Melalui Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit, pihak BMKG mengatakan Fenomena ini dipicu adanya awan cumulonimbus yang mengandung butiran es, biasanya ketika turun di wilayah Kotim dengan suhu yang lumayan panas, es tersebut sudah mencair atau dalam bentuk air saat mencapai tanah.
Warga tak perlu khawatir dengan fenomena tersebut yang memang langka terjadi wilayah Kotim, tapi masih bersifat lokal dan tergolong aman, sehingga masyarakat tidak perlu panik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fenomena hujan es melanda Desa Cempaka Mulia Timur, Kecamatan Cempaga pada Jumat (10/10) sore.
Prakirawan BMKG Kotim Rizaldo Raditya Pratama menjelaskan fenomena hujan es di wilayah Kotim memang terbilang langka, namun hal itu masih bisa dijelaskan secara ilmiah. Fenomena ini sebenarnya cukup umum, tetapi sangat jarang terjadi di Kotim karena kondisi geografisnya.
"Tapi karena kemarin mungkin ada ketidakstabilan atmosfer sehingga lingkungan di sekitar itu dingin sehingga bentuk es itu turunnya tetap dalam bentuk es. Biasanya ini terjadi di wilayah-wilayah dingin, namun ini juga fenomena yang langka tapi cukup lokal," jelasnya disitat dari Antara.
Ia melanjutkan, fenomena hujan es tersebut hanya terpantau terjadi di satu lokasi dengan durasi kurang lebih satu jam.
Berdasarkan pantauan radar dan satelit BMKG, awan cumulonimbus berada di wilayah tersebut sekitar satu jam, yakni dari pukul 15:00 WIB hingga 16:00 WIB.
Ia juga menanggapi kekhawatiran masyarakat tentang potensi zat berbahaya dalam hujan es tersebut.
Dijelaskan, apabila awan cumulonimbus di dekat pabrik yang mana inti pembentukan awan itu dapat terkontaminasi zat-zat polutan itu memang bisa memungkinkan awan itu mengandung zat berbahaya.
"Namun itu kondisi juga sangat jarang terjadi untuk wilayah Kotim, jadi umumnya aman saja," terangnya.
Meskipun begitu, Rizaldo mengimbau masyarakat untuk tetap waspada ketika ada awan cumulonimbus atau misal ada potensi untuk terjadinya hujan disertai angin kencang.
Selanjutnya, untuk prakiraan cuaca beberapa hari ke depan, ia menyebut potensi hujan ringan hingga sedang tetap ada, namun kondisi cuaca masih akan didominasi oleh keadaan cerah berawan dan berawan.
"Terkait apakah fenomena hujan es ini akan kembali terjadi, sebenarnya potensinya kecil karena itu sangat jarang terjadi di Kotim, kecuali keadaan atmosfer sangat tidak stabil," demikian Rizaldo.
(tim/mik)