Ketidakpastian Sikap AS di Perang Iran-Israel Tekan Harga Minyak

4 hours ago 2

CNN Indonesia

Kamis, 19 Jun 2025 13:40 WIB

Harga minyak turun pada Kamis (19/6), karena investor bersikap hati-hati menunggu kepastian apakah AS akan terlibat di konflik antara Israel-Iran atau tidak. Harga minyak turun pada Kamis (19/6), karena investor bersikap hati-hati menunggu kepastian apakah AS akan terlibat di konflik antara Israel-Iran atau tidak. (Tangkapan layar twitter @@PIF_en).

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia turun pada Kamis (19/6), karena investor bersikap hati-hati menunggu kepastian apakah Amerika Serikat akan terlibat dalam konflik antara Israel dan Iran atau tidak.

Mengutip Reuters, harga minyak Brent untuk kontrak Juli turun 20 sen atau 0,26 persen menjadi US$76,5 per barel, setelah harga sempat naik 0,3 persen pada sesi sebelumnya.

Senada, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) Juli juga turun 4 sen atau 0,05 persen menjadi US$75,10 per barel, setelah sebelumnya naik 0,4 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kontrak Juli akan berakhir pada Jumat, sementara kontrak Agustus yang lebih aktif turun 8 sen atau 0,11 persen menjadi US$73,42 per barel.

Presiden Donald Trump memberikan sinyal yang tidak jelas mengenai kemungkinan intervensi AS dalam perang antara Iran dan Israel. Sementara Federal Reserve AS memutuskan untuk mempertahankan suku bunga.

Analis pasar dari IG Tony Sycamore menyatakan bahwa harga saat ini masih mengandung dampak risiko geopolitik karena pasar menunggu kepastian apakah konflik Israel-Iran akan berlanjut dengan serangan AS atau beralih ke pembicaraan damai.

Pernyataan Presiden Trump bahwa keputusan keterlibatan AS dalam serangan terhadap Iran belum final, menambah ketidakpastian di pasar. Jika AS langsung terlibat, konflik diperkirakan akan melebar dan meningkatkan risiko serangan pada infrastruktur energi di wilayah tersebut.

Menurut Priyanka Sachdeva, analis senior Phillip Nova, ketidakpastian kebijakan luar negeri Trump membuat pasar tetap waspada menunggu sinyal yang lebih jelas yang dapat mempengaruhi pasokan minyak global dan stabilitas regional.

Iran merupakan produsen minyak terbesar ketiga dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), dengan produksi sekitar 3,3 juta barel per hari. Sekitar 19 juta barel minyak dan produk minyak lainnya melewati Selat Hormuz yang terletak di sepanjang pantai selatan Iran, sehingga konflik ini menimbulkan kekhawatiran akan gangguan arus perdagangan minyak dunia.

Di sisi lain, Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga pada level saat ini, namun memproyeksikan kemungkinan dua kali pemotongan suku bunga tahun ini.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan keputusan itu bergantung pada data dan mengantisipasi inflasi konsumen yang meningkat akibat tarif impor yang direncanakan oleh pemerintahan Trump. Penurunan suku bunga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak, namun juga dapat memperburuk inflasi.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/agt)

Read Entire Article
Entertainment |