'Kidulting' Bisa Jadi Solusi agar Tetap Waras di Tengah Tekanan Hidup

5 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Di tengah tekanan hidup yang makin menyesakkan, sebagian orang dewasa justru menemukan ketenangan lewat hal sederhana, ya mainan yang identik dengan anak-anak.

Mulai dari action figure, LEGO, hingga boneka lucu, hobi yang dulu identik dengan anak-anak kini menjelma jadi fenomena baru bernama kidulting. Namun, apakah bermain atau membeli mainan di usia dewasa ini benar-benar menyehatkan mental, atau justru tanda kekanak-kanakan?

Psikolog klinis dari Tabula Rasa, Arnold Lukito, menjelaskan bahwa kidulting bukan sekadar tren, melainkan bentuk respons psikologis terhadap tekanan hidup modern.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara psikologis, mainan adalah simbol kontrol, kenangan, dan identitas diri," ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (13/10).

Saat kecil, mainan memberi rasa aman sekaligus ruang untuk berimajinasi. Saat dewasa, dunia terasa semakin kompleks dan penuh ketidakpastian, sehingga otak mencari cara untuk mengakses kembali emosi positif masa kecil seperti rasa ingin tahu, spontanitas, dan kehangatan.

Menurut Arnold, menghidupkan kembali sisi kanak-kanak dalam diri, dalam arti child-like bukan childish, justru bisa membawa manfaat besar.

"Aktivitas seperti mengoleksi atau bermain mainan dapat menurunkan stres, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan kreativitas," jelasnya.

Melalui kidulting, seseorang bisa tetap terhubung dengan sisi diri yang polos dan kreatif, sesuatu yang sering terpinggirkan dalam kehidupan orang dewasa yang serba serius dan terburu-buru.

Namun, apakah hal ini bisa dianggap kekanak-kanakan? Menurut Arnold tidak selalu, karena yang membedakan adalah motivasi dalam membeli mainan tersebut.

"Jika membeli mainan menjadi bentuk pelarian ekstrem dari realitas, misalnya sampai mengabaikan tanggung jawab atau kondisi keuangan-itu bisa menjadi tanda escapism yang tidak sehat," kata dia.

Sebaliknya, jika membeli mainan dilakukan dengan sadar, terukur, dan memberi rasa gembira tanpa menimbulkan masalah, kidulting justru bisa menjadi bentuk self-care dan ekspresi diri yang sehat.

Arnold juga mengaitkan hal ini dengan konsep psikolog Carl Jung tentang individuation, yaitu proses menyeimbangkan sisi rasional dan imajinatif dalam diri manusia.

"Koleksi mainan bisa menjadi medium untuk mengingatkan bahwa menjadi dewasa bukan berarti mematikan keajaiban batin," ujarnya.

Di era penuh tekanan kerja, inflasi, dan ekspektasi sosial yang tinggi, banyak orang kehilangan ruang untuk bermain dan bersikap spontanitas. Maka dalam konteks ini, kidulting menjadi bentuk perlawanan kecil terhadap dunia yang terlalu serius.

"Mainan memberi rasa kendali 'aku bisa atur ini' juga nostalgia 'aku dulu bahagia dengan hal sederhana' dan identitas 'aku masih punya sisi kreatif,'" jelas Arnold.

Secara neurosains, aktivitas semacam ini memicu pelepasan hormon dopamin dan serotonin, dua zat kimia otak yang membantu menyeimbangkan stres kronis.

Jadi, jika membeli action figure membuat Anda tersenyum setelah hari panjang yang melelahkan, jangan buru-buru menuduh diri kekanak-kanakan.

"Mungkin Anda hanya sedang kidulting, yakni cara sederhana tapi bermakna untuk menjaga kewarasan di tengah hidup yang makin keras," tutup Arnold.

(tis/tis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |