Jakarta, CNN Indonesia --
Di balik keindahan alamnya, Selandia Baru memiliki warisan budaya yang kuat dari penduduk aslinya, yaitu suku Maori. Mereka bukan hanya bagian dari sejarah, tapi juga bagian penting dari identitas Selandia Baru saat ini.
Meskipun zaman terus berubah, budaya Maori tetap hidup dan berkembang di tengah masyarakat modern. Mulai dari bahasa, seni, hingga tradisi, masih dijaga dengan bangga oleh generasi penerusnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, unsur-unsur budaya Maori kini banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari di Selandia Baru, dari simbol-simbol nasional hingga pendidikan di sekolah.
Berikut ulasan mengenai sejarah dan budaya masyarakat Maori dihimpun dari berbagai sumber.
Sejarah singkat Suku Maori
Dalam buku New Zealand Art & Culture Experience karya Hendra Nasution S., dijelaskan bahwa suku Maori adalah penduduk asli pertama yang mendiami Selandia Baru, yang dalam bahasa mereka disebut Aotearoa (tanah awan putih yang panjang).
Suku Maori berasal dari wilayah Polinesia Timur dan mulai bermigrasi ke Selandia Baru dalam beberapa gelombang antara tahun 800 hingga 1300 Masehi.
Menurut tradisi, penjelajah bernama Kupe menemukan Aotearoa sekitar tahun 950 dan mendorong migrasi besar-besaran dari Hawaiki, tanah leluhur mereka. Setelah menetap, Maori hidup terisolasi selama berabad-abad dan mengembangkan budaya yang khas dan berbeda dari akar Polinesia mereka.
Kontak pertama dengan bangsa Eropa terjadi pada abad ke-17 dan 18 melalui pelayaran Abel Tasman dan James Cook. Perjanjian Waitangi pada tahun 1840 menandai awal kolonisasi Inggris, yang memicu konflik dan perlawanan dari Maori.
Meski sempat terjadi ketegangan, hubungan membaik pada abad ke-20, dan Maori mulai aktif dalam politik serta mempertahankan budaya mereka hingga kini.
Budaya unik masyarakat Maori
Masyarakat Maori memiliki beragam tradisi dan ritual yang masih dijaga dan diwariskan hingga kini. Salah satu yang paling menonjol adalah cara mereka menyambut tamu.
Proses penyambutan ini biasanya dilakukan melalui upacara formal yang melibatkan berbagai elemen budaya, seperti tarian, nyanyian, dan simbol-simbol adat.
Dalam upacara tersebut, terdapat salam khas bernama hongi, yaitu menyentuhkan hidung secara lembut antara dua orang. Bagi Maori, hongi bukan sekadar sapaan, melainkan simbol penyatuan napas kehidupan dan kehadiran spiritual antara tuan rumah dan tamu.
Selain itu, terdapat kebiasaan berjalan tanpa alas kaki yang masih dijumpai di banyak komunitas Maori. Tradisi ini mencerminkan hubungan yang erat antara manusia dan alam, serta bentuk penghormatan terhadap tanah sebagai bagian dari kehidupan.
Ekspresi budaya Maori lainnya yang terkenal di dunia adalah tarian Haka. Tarian ini dilakukan secara berkelompok dengan gerakan tegas dan teriakan yang berirama.
Haka menggambarkan kekuatan, semangat juang, dan persatuan, dan kini sering ditampilkan dalam acara-acara penting, termasuk pertandingan olahraga berskala internasional.
Selain tarian, seni tradisional Maori juga tampak dalam kerajinan ukir, anyaman, dan tato. Bagi Maori, tato memiliki nilai simbolis yang tinggi. Tato bukan sekadar hiasan tubuh, melainkan cerminan perjalanan hidup, status sosial, serta identitas seseorang dalam komunitas.
Proses pemberian tato dilakukan dengan berbagai upacara adat dan tidak bisa dilakukan sembarangan. Biasanya, laki-laki akan mendapat tato di wajah karena bagian kepala dianggap paling sakral.
Tato juga menandakan keberanian dan kedewasaan, sebab prosesnya menyakitkan dan memerlukan ketahanan fisik dan mental. Dalam upacara ini, sering digunakan musik dan syair untuk membantu meredakan rasa sakit.
Itulah penjelasan singkat mengenai sejarah dan budaya suku Maori di Selandia Baru dan budaya unik masyarakatnya. Semoga bermanfaat untukmu.
(han/juh)