Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimistis Indonesia akan memiliki cadangan beras hingga 4 juta ton pada Mei 2025.
Ia menyebut cadangan ini berasal dari produksi dalam negeri, tanpa mengandalkan impor. Jumlah stok ini pun menjadi yang tertinggi dalam 57 tahun terakhir.
"Tambahan ada kemungkinan 15 hari ke depan, paling lambat 20 hari stok (beras) kita mencapai 4 juta ton. Besar kemungkinan. Kenapa? Serapan per hari itu mencapai 50 ribu ton," kata Amran dalam konferensi pers di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (5/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memaparkan serapan beras dalam negeri sejak Januari hingga awal Mei 2025 telah mencapai 1,88 juta ton. Capaian ini ia sebut tertinggi sepanjang sejarah serapan dalam periode yang sama, melampaui rerata tahunan lima tahun terakhir yang hanya berkisar 1 juta ton hingga 1,2 juta ton.
"Ini real time, sudah 1,88 juta ton dan itu murni produksi dalam negeri. Tanpa impor," ujarnya.
Amran menegaskan publik perlu mendapat informasi yang jelas agar tidak mencampuradukkan data produksi dalam negeri dengan data impor.
Dia juga mengungkapkan stok beras di gudang Perum Bulog saat ini mencapai 3,5 juta ton, tertinggi sejak Bulog berdiri pada 1969.
Sebagai pembanding, pada 1984 saat Indonesia mendapat penghargaan dari Food and Agriculture Organization of United Nation (FAO) karena swasembada pangan, stok beras nasional saat itu tercatat 3 juta ton dengan jumlah penduduk sekitar 140 juta.
Amran menilai dengan jumlah penduduk 280 juta jiwa, capaian ini lebih signifikan.
Peningkatan produksi, menurutnya, didorong oleh program intensifikasi dan ekstensifikasi lahan seperti pompanisasi di Pulau Jawa dan perbaikan irigasi di luar Jawa. Selain itu, penyaluran pupuk juga dilakukan dengan lebih tepat waktu dan tepat sasaran sesuai Instruksi Presiden (Inpres).
Ia menambahkan sebagian lahan yang sebelumnya hanya bisa ditanami sekali kini sudah bisa panen dua kali.
"Untuk rata-rata nasional pasti naik. BPS (Badan Pusat Statistik) kan sudah membaca bahwa produksi naik, produktivitas naik. Itu dari perbaikan irigasi," jelasnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan pasokan, pemerintah telah menyewa gudang tambahan berkapasitas 1,1 juta ton dan tengah menyiapkan pembangunan gudang darurat di daerah-daerah yang mengalami kelebihan stok seperti Aceh dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menanggapi potensi ekspor, Amran menyatakan pemerintah menunggu arahan dari Presiden Prabowo Subianto.
"Kalau Bapak Presiden mau katakan ekspor, kita ekspor. Kalau untuk bansos, teruslah kita ikut. Pokoknya apa perintah Bapak Presiden, kita ikut," tegasnya.
(del/agt)