Pabrik Tempe Sutini dan Sokongan KUR BRI

4 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Sutini tumbuh di lingkungan pabrik tempe rumahan di daerah Pancoran, Jakarta Selatan. Orang tuanya mengontrak di sekitar pabrik tempe tersebut.

Ayah dan ibu Sutini berasal dari Nganjuk, Jawa Timur. Sutini pun bekerja di pabrik tempe tersebut sejak belia.

Sutini kini berusia 43 tahun. Ia menikah dengan perajin tempe asal Tega, Jawa Tengah. Sutini bersama sang suami kini membangun pabrik produksi tempe sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyewa lahan yang berada di daerah Cikoko, Pancoran, sejak awal tahun 2000. Ia kemudian membangun rumah semi permanen dengan tempat produksi di belakang rumah.

Pelan tapi pasti, Sutini secara bertahap membangun beberapa petak kamar untuk disewakan. Saat ini semua kamar terisi, mayoritas para perajin tempe.

Sutini juga mencari lapak di sejumlah pasar di Jakarta untuk menjual tempenya. Akhirnya ia dan suami menyewa di Pasar Jembatan Merah, Menteng Pulo, Jakarta Selatan.

Selain tempe, ia juga menjual daun pisang serta kikil sapi titipan penjual lain.

Sutini awal-awal ikut terlibat dalam produksi tempe bersama suami. Awal-awal ia hanya memproduksi 5 kilogram (kg) kacang kedelai. Kini ia memiliki dua karyawan dan mampu mengolah 90 kg kacang kedelai menjadi tempe.

Sutini membeli kedelai dari koperasi di daerah Tebet. Ia biasa memesan 1 ton kedelai ke koperasi tersebut untuk beberapa pekan ke depan.

"Saya pesan ke koperasi satu ton, ya udah buat produksi sendiri, buat berapa hari kemudian. Jadi enggak setiap hari ambil," ujar Sutini saat berbincang dengan CNNIndonesia.com di pabriknya, Rabu (23/4).

Sutini mengatakan produksi tempe harus memperhatikan kebersihan agar menjadi tempe yang berkualitas. Proses pembuatannya gampang-gampang susah.

Pertama-tama kedelai yang sudah direbus didiamkan selama satu hari. Setelah itu digiling agar kulitnya terpisah. Kemudian dibilas sampai bersih. Setelah itu kedelai dicampur dengan ragi.

Kedelai yang sudah diragi didiamkan beberapa menit lalu dikemas dalam plastik transparan dengan berbagai bentuk dan ukuran.

"Sampai jadi tempe tiga hari jual. Kita diamkan selama tiga hari. Proses pembuatan terus berjalan setiap hari. Liburnya tukang tempe paling Lebaran Haji, Lebaran Idulfitri, Tahun Baru, selebihnya gak pernah libur," ujarnya.

Sutini (45), pemilik pabrik tempe di daerah Cikoko, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (23/4).Seorang pekerja di pabrik tempe rumahan di daerah Cikoko, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (23/4). (Foto: CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)

Terbantu KUR BRI

Sutini mengatakan harga kedelai sedang naik saat ini, sekitar Rp1,2 juta per kuintal. Harga kedelai naik membuat para perajin tempe pusing.

Ia dan beberapa rekannya harus memutar otak agar tetap bisa mendapat keuntungan. Sutini mengaku tak bisa mengurangi ukuran tempenya karena bisa ditinggal pelanggan.

"Pusingnya tuh kenapa, tempenya gak bisa dikecilin, harga gak bisa dinaikin, sedangkan bahan pokoknya naikkan, kita gak bisa naikkin harga. Pedagang tempe tertekan kalau harga kedelai naik," katanya.

Sutini mengaku mendapat sokongan lewat pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) selama beberapa tahun terakhir.

Sutini mengatakan proses pengajuan KUR BRI sangat mudah dan tidak rumit. Kemudian pinjaman juga langsung cair tak sampai satu pekan.

"Saya pinjam Rp100 juta. Prosesnya gak ribet, gampang. Saya ke kantor BRI Tebet, langsung disetujui. Jadi ada yang survei juga, dan tak dipersulit," ujarnya.

Pinjaman modal Rp100 juta itu Sutini pakai untuk merenovasi tempat produksi tempe. Ia merasa terbantu karena bisa terus mengembangkan bisnis tempe ini.

"Saya ambil cicilan yang tiga tahun. Bunganya rendah. Sangat terbantu dengan adanya KUR BRI ini," katanya.

Dari jualan tempe ini, Sutini bisa membangunrumah di kampung halaman sang suami. Ia juga membeli lahan di kampung halamannya sendiri.

Sutini memiliki tiga orang anak. Ibunya ikut tinggal bersama dirinya, sementara ayahnya sudah meninggal dunia.

Sutini (45), pemilik pabrik tempe di daerah Cikoko, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (23/4).Kedelai yang sudah diragi didiamkan tiga hari. Proses pembuatan di pabrik tempe di daerah Cikoko, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (23/4). (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)

Cicilan KUR Rendah

Kepala Departemen Usaha Mikro BRI RO Jakarta 2, Erwin Sapari mengatakan BRI menawarkan bunga yang relatif lebih rendah dibanding pinjaman dari yang lain. Untuk KUR Mikro pinjaman Rp10 sampai Rp100 juta, bunganya sekitar 6 persen. Kemudian KUR Kecil yang di atas Rp100 juta sekitar 9 persen.

"Sehubungan dengan suku bunga, lebih rendah dari suku bunga komersial lainnya," katanya.

Erwin menyebut BRI juga memberikan pembinaan kepada UMKM yang mendapat pinjaman KUR. Pihaknya akan mengadakan pelatihan-pelatihan ke para UMKM.

Erwin menyebut BRI juga memfasilitasi para UMKM untuk ikut dalam pameran.

"Jadi untuk memperluas jaringan pasar mereka juga,dan juga untuk memperkenalkan produk-produk mereka juga," kata Erwin di kantornya, Menara BRIPens, Jakarta, beberapa waktu lalu.

"Kemudian kami juga pernah memberikan pelatihan-pelatihan seperti untuk pengenalan e-commerce," ujar Erwin menambahkan.

Erwin menyebut bahwa BRI juga berkomitmen memberikan akses yang mudah bagi UMKM mendapatkan modal usaha.

"Sehingga membuat biaya modalnya menjadi lebih terjangkau bagi UMKM. Jadi memang segmenya kalau di Jakarta, umumnya memang dari perdagangan," ujarnya.

(fra/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |