Pakistan Tutup Wilayah Udara Untuk Maskapai India Buntut Teror Kashmir

5 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Pakistan mengumumkan menutup wilayah udara untuk maskapai India pada Kamis (24/4) sebagai balasan atas penangguhan Perjanjian Air yang penting oleh New Delhi.

Ketegangan dua negara tetangga ini memanas usai serangan mematikan di wilayah Kashmir yang dikendalikan India.

Islamabad menolak keras penangguhan Perjanjian Perairan Indus oleh India. Setiap upaya untuk menghentikan atau mengalihkan air milik Pakistan akan dianggap sebagai tindakan perang dan ditanggapi dengan kekuatan penuh di seluruh spektrum kekuatan nasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjanjian air, yang dimediasi oleh Bank Dunia, membagi Sungai Indus dan anak-anak sungainya di antara negara-negara tetangga dan mengatur pembagian air. Pakistan sangat bergantung pada air yang mengalir ke hilir dari India untuk kebutuhan tenaga air dan irigasinya.

Selain menutup ruang udara, Pakistan juga mengancam menangguhkan semua perdagangan dengan India, termasuk yang melalui negara ketiga. Islamabad juga menghentikan visa khusus Asia Selatan yang dikeluarkan untuk warga negara India.

"Pakistan juga akan menggunakan hak untuk menangguhkan semua perjanjian bilateral dengan India, termasuk Perjanjian Simla tahun 1972, hingga New Delhi berhenti 'mengobarkan terorisme di Pakistan'," kata kantor Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Kamis (24/4).

Perjanjian Simla ditandatangani setelah perang ketiga antara kedua negara, yang menetapkan prinsip-prinsip untuk mengatur hubungan bilateral, termasuk penghormatan terhadap garis gencatan senjata di Kashmir.

Sikap Pakistan ini muncul usai Kementerian Luar Negeri India mengumumkan penangguhan visa bagi warga Pakistan, serta mencabut visa yang telah dikeluarkan bagi warga Islamabad.

Sejauh ini, India belum memberikan tanggapan terhadap tindakan balasan Pakistan.

Sebelumnya, sekelompok orang bersenjata menembaki wisatawan dan menewaskan 26 orang, pada Selasa lalu waktu setempat. Polisi India lalu menerbitkan pemberitahuan yang menyebutkan ada tiga tersangka, di mana dua di antaranya adalah warga Pakistan.

Perdana Menteri India Narendra Modi berjanji akan memburu mereka yang berada di balik serangan militan yang mematikan di Kashmir.

"Kami akan mengejar mereka sampai ke ujung bumi," kata Modi, tanpa menyebut identitas penyerang atau menyebut nama Pakistan.

"Mereka telah melakukan kesalahan dengan menyerang jiwa India. Saya ingin mengatakan dengan jelas, mereka yang telah merencanakan dan melaksanakan serangan ini akan dihukum di luar imajinasi mereka," kata Modi di tengah sorak sorai dari kerumunan.

India menyebut ada unsur lintas batas dalam serangan itu, seraya menangguhkan perjanjian tahun 1960 tentang pembagian air Sungai Indus. India juga menutup satu-satunya jalur penyeberangan darat dengan Pakistan.

Kashmir yang mayoritas penduduknya muslim, telah menjadi inti permusuhan antara India dan Pakistan. Kedua negara mengklaimnya secara penuh wilayah itu, serta menguasainya sebagian.

Kashmir telah menjadi penyebab dua dari tiga perang India-Pakistan, serta menjadi daerah yang menyaksikan pemberontakan berdarah terhadap kekuasaan India.

India sering menuduh Pakistan terlibat dalam pemberontakan di Kashmir. Namun, Islamabad mengatakan pihaknya hanya menawarkan dukungan diplomatik dan moral terhadap tuntutan penentuan nasib sendiri.

Puluhan ribu orang telah tewas di Kashmir sejak pemberontakan dimulai pada 1989. Pemberontakan telah mereda dalam beberapa tahun terakhir, dan pariwisata telah melonjak di wilayah tersebut hingga terjadi serangan maut Selasa lalu.

(pta)

Read Entire Article
Entertainment |