Jakarta, CNN Indonesia --
Perang selama dua pekan dengan Israel, kekuatan militer Iran tidak berubah.
Data dari Global Firepower (GFP) tetap menempatkan Iran pada urutan ke-16 sedikit di bawah Israel. Namun dalam tabel tersebut, Iran diberi tanda anak panah menurun ke bawah yang artinya mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situs peringkat negara dengan militer terkuat di dunia ini menggunakan Power Index (PwrIndx). Penilaian yang dilakukan Global Firepower ini menggunakan kategori berdasarkan keuangan militer, kemampuan logistik, dan geografi.
Israel dan sekutunya Amerika Serikat mengeklaim berhasil menghancurkan tiga instalasi nuklir di Fordow, Natanz dan Isfahan.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyebut negaranya menang dalam perang 12 hari dengan negeri Zionis tersebut.
"Iran tidak akan melanggar gencatan senjata, kecuali rezim Zionis melakukannya," kata Pezeshkian dalam sebuah pernyataan, Selasa (24/6), menurut Nour News, dikutip CNN.
Dikutip dari AP News, Iran memiliki keunggulan dalam hal jumlah penduduk, dengan 88 juta populasi dan luas wilayah 1,6 juta kilometer persegi (618.000 mil persegi) dibandingkan dengan 9 juta orang Israel dan 22.000 kilometer persegi (8.500).
Iran juga dikenal dengan pasukan tempurnya yang militan. Pasukan reguler sekitar 600.000 orang dengan perlengkapan standar, sementara Garda Revolusi memiliki sekitar 200.000 personel yang dibagi ke berbagai divisi.
Peralatan militer Iran merupakan campuran, termasuk beberapa yang disediakan oleh Uni Soviet dan yang lainnya oleh AS sebelum Revolusi Islam 1979, bersama dengan tambahan Rusia dan yang berasal dari industri dalam negeri.
Pada tahun 2022, Jenderal Kenneth McKenzie dari Komando Pusat AS menyatakan bahwa Iran memiliki "lebih dari 3.000" rudal balistik.
Jumlah ini tidak termasuk kekuatan rudal jelajah serang darat yang sedang berkembang pesat. Iran telah melakukan peningkatan yang signifikan dalam dekade terakhir dalam hal presisi dan akurasi rudalnya, sehingga menjadikan rudalnya sebagai ancaman konvensional yang semakin kuat.
Rudal balistik Iran juga sudah digunakan Rusia. Dikutip dari situs americansecurityproject.com, pada 10 September 2024, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengonfirmasi bahwa Iran baru-baru ini telah mengirim rudal balistik jarak pendek Fath-360 ke Rusia.
Iran dan Rusia memang sudah lama saling memasok senjata sejak sebelum perang Ukraina. Misalnya, selain rudal Fath-360 baru-baru ini, Iran telah menyediakan Rusia dengan pesawat nirawak kamikaze Shahed, yang telah digunakan Rusia dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Ukraina. Rusia meluncurkan lebih dari 400 pesawat nirawak tersebut pada awal September 2024.
Sementara itu, Rusia telah memberi Iran peralatan militer seperti helikopter, tank, dan kendaraan lapis baja.
(imf/bac)