Respons Sri Mulyani Ekonomi RI Cuma Tumbuh 4,78 Persen: Cukup Resilien

4 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani buka suara soal ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 cuma tumbuh 4,87 persen (yoy).

Menurutnya, di tengah ketidakpastian global yang sangat menantang, ekonomi Indonesia tetap tumbuh resilien. Konsumsi rumah tangga tetap terjaga, ditopang oleh berbagai insentif dari APBN, serta terjangkaunya harga pangan.

Dari sisi belanja, Sri Mulyani mengatakan APBN mampu mendukung pelaksanaan program prioritas pada masa transisi pemerintahan baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di tengah tantangan perlambatan ekonomi dan ketidakpastian global, perekonomian Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang cukup resilien," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (6/5).

Berdasarkan komponen pengeluaran, ia merinci konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89 persen ditopang peningkatan mobilitas masyarakat saat libur tahun baru, serta Ramadan dan Idulfitri.

Daya beli masyarakat diklaim tetap terjaga didukung berbagai insentif pemerintah antara lain THR, diskon tarif listrik dan tol, insentif PPN properti hingga PPh 21 DTP sektor padat karya.

"Pemerintah juga berhasil menjaga harga pangan yang terjangkau melalui optimalisasi peran Bulog dalam stabilitasi harga," ungkapnya.

Sri Mulyani juga mengatakan investasi tumbuh terbatas sebesar 2,12 persen. Hal ini terutama dipengaruhi investasi bangunan yang tumbuh melambat sebagaimana tercermin pada kinerja sektor konstruksi yang tumbuh terbatas.

Dari sisi konsumsi pemerintah, angkanya turun 1,38 persen karena high base effect belanja di kuartal I 2024 yang tinggi karena ada pemilu dan percepatan belanja bansos untuk memitigasi dampak El Nino. High base effect merupakan kondisi di mana angka belanja tampak lebih rendah dibandingkan kondisi awal yang tinggi.

Meski demikian, Sri Mulyani mengatakan belanja pemerintah meningkat cepat di akhir kuartal I 2025, di tengah masa transisi pemerintahan.

Lalu, ekspor tumbuh stabil 6,78 persen ditopang penjualan sawit (HS15) dan besi baja (HS72) yang tumbuh masing-masing 36 persen dan 6,6 persen.

Dari sisi produksi, Sri Mulyani menjabarkan sektor pertanian tumbuh signifikan 10,52 persen, didukung peningkatan produksi padi pada panen raya dan permintaan bahan pangan pada momen Ramadan. Peningkatan produktivitas didukung oleh distribusi pupuk bersubsidi yang semakin baik.

Ia menjelaskan pada periode Januari-Februari 2025, produksi beras nasional meningkat lebih dari 60 persen (yoy) dengan stok beras di gudang Bulog mencapai 2,5 juta ton.

"Data Rice Outlook April 2025 menunjukkan produksi beras Indonesia pada musim tanam 2024/2025 menjadi yang tertinggi di ASEAN. Produksi diperkirakan mencapai 34,6 juta ton atau tumbuh 4,8 persen (yoy)," imbuhnya.

Industri pengolahan berkontribusi 19,3 persen terhadap perekonomian juga tumbuh 4,55 persen disokong hilirisasi.

Selanjutnya, sektor perdagangan yang berkontribusi 13,2 persen, juga mampu tumbuh 5,03 persen. Pun sektor transportasi-pergudangan serta akomodasi-makan minum yang masing-masing tetap tumbuh 9,01 persen dan 5,75 persen.

"Ini mengindikasikan mobilitas dan daya beli masyarakat yang kuat," imbuhnya.

Lalu, sektor jasa informasi dan komunikasi tumbuh hingga 7,72 persen dengan transformasi digital dan adopsi Artificial Intelligent (AI) yang semakin kuat.

Namun, sektor pertambangan terkontraksi seiring dengan penurunan harga komoditas global imbas merosotnya permintaan.

Selanjutnya, jasa pendidikan dan kesehatan masing-masing tumbuh 5,03 persen dan 5,78 persen.

"Pertumbuhan kedua sektor ini didukung oleh belanja negara di sektor pendidikan yang meliputi Tunjangan Penghasilan Guru (TPG), realisasi pembayaran program Indonesia Pintar (PIP), dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK)," ungkap Sri Mulyani.

Sementara itu, di sektor kesehatan pemerintah juga meluncurkan layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Sri Mulyani mengklaim di tengah tantangan yang dihadapi, aktivitas ekonomi tetap memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.

Ia merinci angka pengangguran turun dari 4,82 persen pada 2024 menjadi 4,76 persen tahun ini. Penciptaan lapangan kerja di 2025 mencapai 3,59 juta orang, meningkat dari sebelumnya yang sebesar 3,55 juta orang di 2024. Serapan tenaga kerja ini turut memperkuat daya beli masyarakat ke depan.

Namun, ia mengakui ke depan dinamika perekonomian global masih sangat menantang dan tidak mudah. Perlu pemantauan berkala dan upaya mitigasi dampak ketidakpastian.

Upaya mitigasi itu, imbuh Sri Mulyani, antara lain melalui deregulasi, pembentukan satgas ketenagakerjaan, serta strategi memitigasi risiko untuk menjaga stabilitas ekonomi, serta melindungi dunia usaha dan menjaga daya beli masyarakat.

"Pemerintah secara dini juga telah melakukan negosiasi bilateral dan mendorong kerja sama di berbagai forum multilateral untuk bersama-sama mengatasi tantangan geopolitik global," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(pta/agt)

Read Entire Article
Entertainment |