RI Belajar dari Belanda Pakai AI di Sektor Pertanian

4 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah tengah menjajaki penerapan kecerdasan buatan (AI) di sektor pertanian dengan mengadopsi sistem yang diterapkan Belanda.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan kunjungannya ke Belanda merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto dan Mentan Andi Amran Sulaiman.

Sudaryono memimpin delegasi pertanian Indonesia dalam kunjungan ke Wageningen University, lembaga riset pertanian terkemuka di dunia, guna mempelajari pengelolaan pertanian modern, termasuk teknologi greenhouse, pertanian vertikal atau indoor farming, dan integrasi data berbasis AI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita ingin belajar bagaimana Belanda mengintegrasikan semua komponen data, dari BMKG, kontur tanah, kesuburan, lalu diolah dengan AI untuk memberi rekomendasi langsung ke petani. Mulai dari kapan harus tanam, apa yang ditanam, sampai takaran nutrisinya," kata Sudaryono dalam konferensi pers di Kementan, Jakarta Selatan, Senin (5/5).

Ia menyebut delegasi Indonesia terdiri dari perwakilan dari Kementan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pimpinan perguruan tinggi seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Hasanuddin, dan Universitas Padjadjaran, serta tiga unit Agrinas yang bergerak di bidang pangan, perkebunan, dan perikanan.

Sudaryono menjelaskan Belanda menjadi rujukan karena meski wilayahnya kecil, negara tersebut merupakan eksportir produk pertanian terbesar kedua di dunia.

Salah satu kuncinya adalah pemanfaatan greenhouse berteknologi tinggi yang menciptakan iklim buatan secara presisi. Namun, Sudaryono menilai teknologi tersebut harus disesuaikan dengan kondisi Tanah Air.

"Greenhouse di Belanda sangat mahal karena mereka perlu menciptakan iklim buatan, termasuk pemanas saat musim dingin dan pendingin saat musim panas. Di Indonesia, iklim relatif stabil, jadi kita bisa terapkan versi yang lebih sederhana dan efisien," jelasnya.

Ia menambahkan riset menunjukkan produktivitas tanaman di greenhouse tanpa media tanah lebih tinggi dibanding di lahan terbuka, sementara kebutuhan input produksinya justru lebih rendah. Tantangannya, menurut Sudaryono, adalah bagaimana teknologi ini bisa diadaptasi dan diakses oleh petani-petani lokal.

Dirinya juga menyampaikan rencana pemanfaatan AI di Indonesia sudah mulai dirintis melalui Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) Kementan. Targetnya, sistem ini dapat memberikan rekomendasi digital yang bisa diakses oleh penyuluh dan petani secara langsung.

Selain AI, Indonesia juga mempelajari teknologi pertanian vertikal dan desalinasi air laut untuk mendukung ketahanan pangan dan ketersediaan air bersih di daerah terpencil. Teknologi tersebut dianggap cocok diterapkan di wilayah-wilayah pesisir atau pulau-pulau terluar.

Sudaryono menegaskan hasil kunjungan tersebut tak akan berhenti sebagai wacana. Ia mengatakan bakal menindaklanjuti dengan kerja sama konkret antara pemerintah, kampus, dan sektor swasta, termasuk memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia lulusan Belanda yang kini bekerja di perusahaan-perusahaan pertanian di Eropa.

"Presiden (Prabowo) dan Menteri Pertanian (Amran) punya komitmen kuat. Yang sudah bagus kita tingkatkan, yang belum kita aplikasikan, kita pelajari dari tempat-tempat lain. Termasuk dari Belanda," tutupnya.

[Gambas:Video CNN]

(del/pta)

Read Entire Article
Entertainment |