Sejarah Baru, China Berhasil Transplantasi Paru-paru Babi ke Manusia

8 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Tim ahli bedah China berhasil mencatat sejarah setelah berhasil melakukan transplantasi paru-paru babi ke dalam tubuh manusia untuk pertama kalinya. Para peneliti mengungkap paru-paru hasil transplantasi itu berfungsi selama sembilan hari.

Para ahli bedah itu melakukan transplantasi paru-paru dari babi yang dimodifikasi secara genetik ke dalam tubuh manusia yang mengalami kematian otak. Penelitian ini merupakan perkembangan terbaru dalam teknik yang disebut xenotransplantasi, yang bertujuan untuk mengatasi krisis kekurangan organ.

"Paru-paru adalah organ yang kompleks untuk ditransplantasikan, tetapi operasi ini merupakan langkah menuju uji klinis," kata para peneliti dalam jurnal bertajuk 'Pig-to-human lung xenotransplantation into a brain-dead recipient' yang terbit di Jurnal Nature pada Senin (25/8), melansir Xinhua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian ini merupakan perkembangan terbaru dalam teknik yang disebut xenotransplantasi, yang bertujuan untuk mengatasi krisis kekurangan organ.

Penerima transplantasi adalah seorang pria berusia 39 tahun di China yang mengalami kematian otak. Ia menerima paru-paru yang telah dimodifikasi genetik sebanyak enam kali untuk meningkatkan kompatibilitas dengan manusia.

Organ tersebut tetap berfungsi dan bertahan selama sembilan hari di dalam tubuhnya tanpa tanda-tanda penolakan hiperakut atau infeksi.

He Jianxing, penulis utama studi tersebut, mengatakan bahwa dengan meningkatnya permintaan global akan transplantasi organ, xenotransplantasi dianggap sebagai solusi menjanjikan untuk mengatasi kekurangan donor. Ia mengatakan pencapaian ini menandai langkah penting dalam xenotransplantasi paru-paru.

"Studi ini menandai tonggak sejarah dalam kedokteran translasional," kata Beatriz Dominguez-Gil, direktur Organisasi Transplantasi Nasional.

Setidaknya enam orang di China dan Amerika Serikat telah menerima organ babi yang telah diedit genomnya, termasuk jantung, ginjal, hati, dan kelenjar timus.

Dominguez-Gil menyoroti terobosan ini, dengan menekankan bahwa paru-paru merupakan organ yang sangat sulit untuk ditransplantasikan karena keseimbangan fisiologisnya yang rapuh. Paru-paru menerima aliran darah yang sangat tinggi dan terus-menerus terpapar udara sekitar, sehingga membuatnya sangat rentan.

"Paru-paru adalah organ yang paling sulit untuk ditransplantasikan," kata Muhammad Mohiuddin, ahli bedah dan peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland di Baltimore, yang pada tahun 2022 memimpin transplantasi jantung babi pertama ke dalam tubuh manusia yang masih hidup.

"Saya mengapresiasi upaya mereka. Ini adalah langkah pertama menuju xenotransplantasi paru-paru atau penggunaan organ hewan pada manusia," kata dia.

Langkah kecil

Namun, para ahli menekankan bahwa masih banyak yang harus dilakukan sebelum paru-paru babi dapat digunakan pada tubuh manusia.

Justin Chan, ahli bedah transplantasi paru-paru di NYU Langone Transplant Institute yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menggambarkan bahwa studi itu sebagai penelitian yang menarik dan menjanjikan, tetapi menurutnya laporan tersebut baru melibatkan satu pasien.

"Paru-paru ini tidak mampu secara mandiri mempertahankan kehidupan pasien," kata Justin, melansir The Guardian, Selasa (26/8).

Andrew Fisher, profesor kedokteran transplantasi paru di Universitas Newcastle, setuju bahwa penelitian ini sangat disambut baik dalam memperluas pemahaman. Namun, menurutnya ini baru langkah kecil ke depan.

"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dan kita belum berada di ambang era transplantasi paru xenotransplantasi menggunakan paru-paru babi," kata Andrew.

Xenotransplantasi menjadi bidang penelitian yang sedang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan jantung, ginjal, dan hati termasuk di antara organ-organ yang telah ditransplantasikan ke manusia dari babi.

Organ-organ tersebut biasanya dimodifikasi secara genetik dengan menghilangkan gen-gen tertentu dari babi dan menyisipkan gen-gen manusia tertentu, untuk mengurangi penolakan organ oleh tubuh penerima.

Penelitian terkait xenotransplantasi sering dilakukan pada pasien yang mengalami mati otak, dan pada beberapa kasus digunakan pada pasien yang masih hidup.

Meskipun hanya sedikit penerima yang hidup, banyak di antaranya meninggal dalam hitungan minggu atau bulan setelah operasi. Namun demikian, tidak semua pasien yang meninggal setelahnya disebabkan oleh komplikasi yang berkaitan dengan transplantasi.

Namun, beberapa penerima yang menerima ginjal babi yang ditransplantasikan bertahan hidup dengan organ tersebut masih berfungsi beberapa bulan setelah prosedur.

Namun, para ahli mengatakan bahwa xenotransplantasi menggunakan paru-paru khususnya sangat rumit.

"Setiap napas yang Anda hirup membawa lingkungan eksternal ke dalam tubuh," kata Fisher.

Menurutnya ini berarti paru-paru harus sangat mampu merespons serangan dari polusi, infeksi, dan sumber lain.

"Jadi sistem kekebalan di paru-paru sangat sensitif dan sangat aktif, yang berarti ketika Anda menangani transplantasi organ, di mana Anda tahu tidak ingin sistem kekebalan terlalu aktif, hal ini menimbulkan tantangan tambahan," pungkasnya.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |