Sekjen KAJ Kutip Kardinal Suharyo soal Jadi Paus: 0,0 Persen

6 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Kardinal dari Indonesia sekaligus Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo punya hak memilih dan dipilih selama Conclave atau pemilihan Paus baru berlangsung.

Conclave mulai digelar pada Rabu (7/5). Suharyo memenuhi syarat karena berusia di bawah 80 tahun untuk menjadi elektor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para kardinal di conclave bebas menuliskan calon kandidat Paus pilihan mereka dalam surat suara. Kardinal yang terpilih harus memenuhi dua pertiga suara.

Lalu, berapa persen peluang Kardinal Suharyo terpilih menjadi Paus baru?

Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) sekaligus pendamping Suharyo, Adi Prasojo, ke Vatikan mengungkap jawaban kardinal itu saat ditanya awak media di sana.

"Saya kira Bapak Kardinal Soeharyo tidak punya ambisi apapun [untuk menjadi Paus]. Tidak punya pikiran apapun [ke arah untuk menjadi Paus]," kata Adi ketika dihubungi CNNIndonesia.com pada Rabu (7/5) malam.

Dia lalu berujar, "Kalau ditanya wartawan disini kan dia [jurnalis] tanya kemungkinannya beliau [Kardinal Suharyo) terpilih 0,0 persen. Beliau bilang begitu."

Di sejumlah laporan media, Suharyo juga mengatakan peluang terpilih sangat kecil.

"Sama sekali tidak. [Kemungkinannya] nol koma nol," kata Suharyo saat ditanya apakah punya gambaran dia terpilih menjadi Paus pada awal pekan ini, dikutip akun Instagram KAJ.

Sebelum conclave resmi dimulai, para kardinal menggelar rapat pagi dan sore atau disebut pra-conclave.

Setelah rapat pertemuan kardinal, sejumlah media mencegat kardinal untuk ditanya soal peluang terpilih dan profil calon paus baru.

Saat ini, Suharyo tengah menjalani conclave. Proses tersebut berlangsung secara tertutup dan sangat rahasia.

Para kardinal disumpah untuk menjaga rahasia selama proses dan dilarang memegang alat komunikasi apapun agar terhindar dari intervensi asing. Tempat mereka tinggal juga diisolasi.

Adi lalu meminta doa agar Paus terpilih merupakan yang terbaik.

Di kesempatan ini, dia juga menjabarkan pembicaraan dengan Kardinal Suharyo dari hasil rapat dengan para kardinal sebelum conclave.

"Kurang lebih juga sudah diceritakan beliau kepada kami para Kardinal berharap Paus yang baru ini betul-betul membawa gereja semakin relevan dan signifikan di tengah dunia sekarang," imbuh Adi.

Artinya, lanjut dia, Gereja Katolik membutuhkan Paus yang punya sikap terbuka seperti Paus Fransiskus.

"Jadi kita bisa menebak lah kira-kira Pausnya seperti apa, bukan dari kelompok konservatif atau tradisionalis," ujar Adi.

Conclave kali ini diikuti 133 kardinal elektor dan banyak dari global south atau negara berkembang.

Sederet nama yang digadang-gadang menjadi paus pun bermunculan di antaranya Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina dan Kardinal dari Italia Pietro Parolin.

Kedua calon paus yang digadang-gadang itu juga dikenal sosok yang progresif.

Namun, tak menutup kemungkinan nama lain yang tak beredar di publik justru terpilih menjadi pemimpin Gereja Katolik.

(isa/bac)

Read Entire Article
Entertainment |