Serikat Tani Diterima Pimpinan DPR, Menteri-Wamen Prabowo Hadir

3 hours ago 2

CNN Indonesia

Rabu, 24 Sep 2025 14:18 WIB

Sejumlah organisasi tani audiensi dengan DPR RI peringati Hari Tani Nasional. Mereka mendesak reforma agraria dan menyoroti penjarahan tanah rakyat. Sejumlah organisasi dan serikat tani menggelar audiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI terkait peringatan Hari Tani Nasional, Rabu (24/9). (CNN Indonesia/Thohirin)

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah organisasi dan serikat tani menggelar audiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI terkait peringatan Hari Tani Nasional, Rabu (24/9).

Audiensi diterima Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, Saan Mustopa, hingga para pimpinan Komisi IV bidang Pertanian dan Kehutanan. Selain mereka audiensi turut dihadiri para menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka seperti Menteri ATR/BPN Nusron Wahid, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri Desa Yandri Susanto, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, hingga Kepala Staff Kepresidenan M Qodari.

"Yang saya hormati teman-teman dari perwakilan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), dan organisasi rakyat yang hari ini datang ke DPR," kata Dasco membuka audiensi.

Total ada 16 perwakilan organisasi tani dan nelayan yang hadir pada kesempatan tersebut, termasuk perwakilan KPA, dengan total peserta sekitar 100 orang. Mereka sebagian besar berasal dari Jawa Barat dan Banten.

"Kami pada hari ini tentu berterima kasih kepada pimpinan DPR yang sudah memperkenankan untuk berdialog, dan memfasilitasi juga untuk bertemu dengan para menteri," kata Sekjen KPA, Dewi Kartika.

Dia menyebut Hari Tani Nasional sangat bersejarah bagi kaum tani karena dianggap sebagai lebaran bagi mereka.

Dewi pada kesempatan itu menyatakan sikap bersama dengan judul 'Rakyat dan Kekayaan Bangsa Setiap Hari Dijarah, Presiden dan DPR RI Harus Segera Menjalankan Reforma Agraria Sekarang Juga".

Dia menilai isu reforma agraria dan pertanian saat ini masih jauh dari ingat biar pemberitaan. Termasuk dalam gelombang unjuk rasa 25-31 Agustus lalu.

"Sebenarnya yang sunyi dan luput dari pemberitaan adalah penjarahan tanah-tanah rakyat, kekayaan alam di pedesaan. Ini adalah isu-isu, ini adalah penjarahan nyata di lapangan bagaimana petani, nelayan, masyarakat adat kehilangan tanahnya," kata Dewi.

(fra/thr/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |