Sering Dilakukan, Kebiasaan Ini Bisa Picu Saraf Kejepit pada Remaja

18 hours ago 3
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Duduk terlalu lama di depan layar, malas bergerak, dan postur membungkuk saat main gadget terdengar umum dilakukan remaja masa kini. Namun, siapa sangka, kebiasaan-kebiasaan ini diam-diam bisa memicu saraf kejepit pada usia muda.

Keluhan saraf kejepit selama ini lebih sering dikaitkan dengan orang dewasa. Tapi, tren terbaru menunjukkan, jumlah remaja yang mengalami kondisi ini justru kian meningkat.

"Remaja sekarang makin sulit diajak aktif. Teknologi seperti gadget membuat mereka lebih banyak diam, tidak mau beranjak. Tanpa disadari, otot-otot di sekitar tulang belakang mengecil karena tidak terlatih," kata dokter spesialis ortopedi tulang belakang Eka Hospital BSD Asrafi Rizki Gatam, dalam temu media yang digelar di kawasan Bintaro, Jumat (25/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saraf kejepit terjadi ketika saraf tertekan oleh jaringan di sekitarnya, baik itu otot, ligamen, bantalan tulang belakang, atau bahkan tulang itu sendiri. Tekanan ini bisa memicu rasa nyeri, kesemutan, hingga mati rasa.

Kebiasaan sepele pemicu saraf kejepit pada remaja

Pada remaja, penyebab utamanya sering kali berasal dari gaya hidup dan kebiasaan yang tampak sepele.

Berikut ini beberapa kebiasaan sepele yang justru bisa memicu saraf kejepit pada remaja.

1. Duduk terlalu lama di depan gadget

Belajar secara daring, menggulir media sosial, hingga bermain gim bisa membuat remaja duduk dalam posisi sama selama berjam-jam. Jika dilakukan tanpa jeda dengan bergerak atau meregangkan tubuh, maka tekanan pada tulang belakang akan meningkat dan bisa menjepit saraf.

2. Postur duduk yang salah

Happy beautiful woman sitting and using smartphoneIlustrasi. Duduk dalam posisi salah, salah satu kebiasaan pemicu saraf kejepit. (Istockphoto/bymuratdeniz)

Sering duduk dengan punggung bungkuk atau membungkuk saat bermain ponsel adalah kebiasaan umum yang berdampak besar. Posisi ini bisa menyebabkan distribusi tekanan tidak merata di tulang belakang.

3. Kurang aktivitas fisik

Gaya hidup yang minim gerak atau sedentari membuat otot-otot penyangga tulang belakang melemah. Otot yang lemah tidak dapat menopang struktur tubuh dengan baik, sehingga risiko saraf kejepit meningkat.

4. Olahraga berlebihan tanpa teknik yang benar

Meski olahraga itu penting, gerakan ekstrem atau teknik yang salah, terutama saat angkat beban atau berlari tanpa pemanasan, dapat memicu cedera dan tekanan pada saraf.

(tis/asr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Entertainment |