LAPORAN HAJI DARI SAUDI
CNN Indonesia
Senin, 02 Jun 2025 11:34 WIB
Makkah, CNN Indonesia --
Suhu udara ekstrem di Arafah, Muzdalifa dan Mina (Armuzna), Arab Saudi, diperkirakan makin panas mendekati 50 derajat Celsius pada Senin (26) dari hari sebelumnya jelang puncak haji 2025.
Jamaah haji diimbau untuk tidak banyak beraktivitas di luar ruangan atau tenda haji saat wukuf.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah penyakit yang berpotensi muncul antara lain heatstroke, dehidrasi, kelelahan akibat cuaca panas menjadi ancaman serius bagi jemaah haji selama berada di Armuzna.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin, memperkirakan suhu di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) saat puncak haji berpotensi mencapai 50 derajat Celsius dengan kelembapan rendah di bawah 30 persen.
Kamaruddin mengimbau bagi jemaah haji lansia agar berhati-hati dan menghindari paparan sinar matahari secara langsung.
"Kondisi ini berisiko terutama bagi jamaah haji lansia, oleh karena itu hindari paparan matahari langsung, tetaplah di dalam tenda dan keluar jika hanya sangat diperlukan seperti ke toilet," kata Kamaruddin dalam keterangan pers pekan lalu.
Kamaruddin meminta para jemaah dengan kondisi penyakit tertentu dan lanjut usia untuk melakukan antisipasi dengan rutin memeriksakan kesehatan ke dokter. Para jemaah juga diminta untuk rutin mengonsumsi air mineral selama masa puncak haji demi mencegah dehidrasi.
Seera Safira (41 tahun), jemaah haji asal Jakarta saat dijumpai CNN Indonesia di Makkah menuturkan ia telah mempersiapkan diri menghadapi suhu panas saat berada di Armuzna selain fisik. Persiapan itu antara lain mengatur pola makan, menggunakan lotion pelindung kulit yang direkomendasi, menyiapkan pakaian yang mudah menyerap, membawa payung dan kipas angin kecil yang mudah dibawa kemana-mana, serta membawa obat-obatan penunjang.
Layanan kesehatan canggih
Sementara itu, layanan kesehatan pemerintah Kerajaan Saudi di Mina telah menyiapkan layanan penuh 24 jam setiap hari dengan sistem layanan yang terintegrasi digital yang memungkinkan pengambilan keputusan medis secara cepat dan akurat.
Seluruh data pasien tersambung melalui layanan digital hingga penggunaan AI dalam proses diagnosis. Hingga kemarin lebih dari 81 ribu layanan telah diberikan kepada jemaah haji.
Selain itu tim layanan kesehatan pemerintah Kerajaan Saudi telah menyiapkan drone sebagai inovasi pengiriman obat untuk mempersingkat waktu pengantaran ke titik layanan terdepan.
"Sebagai dokter dan tenaga medis darurat, kami mengimbau agar jemaah berhati-hati terhadap penyakit yang terkait panas. Usahakan beristirahat saat ada waktu, hindari sinar matahari langsung, gunakan payung atau pelindung kepala, dan minum air sebanyak mungkin. Dengan drone, waktu pengiriman obat yang sebelumnya bisa mencapai satu jam 20 menit kini hanya enam menit. Ini sangat membantu mempercepat layanan di lapangan," ujar CEO Pusat Rujukan Medis Kemenkes Arab Saudi Noval Aljuran saat ditemui CNN Indonesia di Pusat Layanan Kesehatan Saudi Arabia di Mina.
(moh/bac)